William B. Irvine: “Kunci Kebahagiaan Bukan Memiliki Lebih, Tetapi Menginginkan Lebih Sedikit”

William B. Irvine
Sumber :
  • Tangkapan layar

Stoikisme mengajarkan bahwa kebahagiaan bukan berasal dari kondisi eksternal, tetapi dari sikap batin terhadap apa yang sudah kita miliki. Irvine menggambarkan bagaimana kita sering mengabaikan nikmat sehari-hari—udara segar, hubungan baik, tubuh yang sehat—karena sibuk mengejar sesuatu yang “lebih besar”.

Ryan Holiday: “Ketenangan adalah Hadiah bagi Mereka yang Mampu Menundukkan Hasrat” – Seni Mengendalikan Diri

“Saat kita terus menumpuk keinginan, kita menciptakan penderitaan yang tak perlu,” tulisnya.
“Sebaliknya, dengan menghargai hal-hal sederhana, kita justru merasakan kepuasan yang lebih dalam.”

Perspektif Ilmiah: Neurosains dan Kepuasan

Ryan Holiday: “Jangan Terburu-Buru. Diam, Dengarkan, dan Pahami” – Kekuatan Kesabaran di Dunia yang Serba Cepat

Penelitian dalam bidang neurosains mendukung gagasan ini. Studi dari Harvard University menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan tidak berkorelasi secara linear dengan kekayaan atau kepemilikan materi. Justru, latihan bersyukur dan pengendalian keinginan berperan besar dalam menciptakan ketenangan dan kepuasan batin.

Senada dengan Filsuf Lain: Epictetus hingga Lopez

Ryan Holiday: “Pikiran yang Tenang adalah Landasan Keputusan yang Bijak” – Seni Mengambil Keputusan

Apa yang disampaikan oleh Irvine sebenarnya adalah warisan pemikiran Epictetus, filsuf Stoik abad pertama yang menyatakan bahwa “Kebahagiaan tergantung pada kehendak kita, bukan kondisi kita.”

Gregory Lopez, penulis A Handbook for New Stoics, juga menyampaikan bahwa mengelola ekspektasi adalah seni utama dalam hidup bahagia. Sementara Ryan Holiday menekankan bahwa mengendalikan keinginan adalah bentuk kebebasan sejati.

Halaman Selanjutnya
img_title