“Evaluasi Tindakanmu, Bukan Hasilnya. Hasil Berada di Luar Kendalimu” – Gregory Lopez
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang terobsesi dengan hasil akhir, target angka, dan kesuksesan instan, sebuah kutipan dari penulis dan praktisi Stoikisme modern, Gregory Lopez, menjadi penyejuk yang menantang paradigma umum:
“Evaluasi tindakanmu, bukan hasilnya. Hasil berada di luar kendalimu.”
Pernyataan ini bukan sekadar saran etis, tapi refleksi dari prinsip utama Stoikisme yang mengajarkan bahwa kita hanya memiliki kendali atas niat, keputusan, dan tindakan kita—bukan hasil akhirnya.
Prinsip Klasik dalam Bungkus Modern
Gregory Lopez dikenal luas melalui karyanya A Handbook for New Stoics (2019) yang ditulis bersama filsuf Massimo Pigliucci. Buku ini menawarkan latihan Stoik praktis selama 52 minggu dan menjadi rujukan penting dalam gerakan Stoikisme modern.
Dalam wawancara dan diskusi publik, Lopez sering mengingatkan bahwa menggantungkan harga diri pada hasil—seperti promosi kerja, like di media sosial, atau pencapaian eksternal—adalah jalan menuju penderitaan.
Sebaliknya, fokus pada kualitas tindakan kita, seperti ketekunan, kejujuran, dan komitmen, menciptakan ketenangan batin dan ketahanan emosional yang lebih kokoh.
Mengapa Fokus pada Tindakan Penting?
Stoikisme mengajarkan konsep dichotomy of control—membedakan antara apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Dalam banyak kasus, hasil dipengaruhi oleh faktor luar: kebijakan atasan, situasi ekonomi, bahkan cuaca.
Gregory Lopez menyarankan agar setiap orang menjadikan tindakan sebagai indikator sukses.
“Apakah saya bertindak dengan niat baik? Apakah saya melakukan yang terbaik dalam batas waktu dan kemampuan saya?”
Itulah pertanyaan yang relevan, bukan: “Apakah saya menang?”
Senada dengan Tokoh Lain: Dari Epictetus hingga William B. Irvine
Gagasan Lopez memiliki akar dalam ajaran Epictetus, filsuf Stoik klasik yang menegaskan bahwa kita tidak boleh mengikat diri pada hal-hal di luar kuasa kita.
William B. Irvine, penulis The Stoic Challenge, juga menyarankan agar kita melihat kegagalan sebagai eksperimen, bukan hukuman.
“Yang penting bukan hasilnya, tapi bagaimana kamu menghadapinya,” tulis Irvine.
Aplikasi di Era Digital dan Dunia Pendidikan
Dalam dunia pendidikan dan pengembangan diri, pendekatan Gregory Lopez semakin relevan. Banyak siswa atau profesional muda mengalami kecemasan karena tekanan nilai, ranking, atau KPI. Namun dengan pandangan Stoik ini, seseorang bisa belajar untuk mengevaluasi proses, bukan skor akhir.
Menurut psikolog klinis Dr. Susan David dari Harvard Medical School, “Ketahanan emosional tumbuh ketika seseorang belajar menerima hasil dan mengukur nilai dirinya dari tindakan, bukan validasi eksternal.”
Latihan Praktis ala Lopez
Dalam A Handbook for New Stoics, Lopez menganjurkan latihan berikut:
- Jurnal Harian: Catat tindakan yang kamu lakukan hari ini, bukan pencapaiannya. Apakah kamu bertindak dengan integritas?
- Visualisasi Negatif: Bayangkan hal terburuk yang bisa terjadi meskipun kamu sudah berusaha maksimal—lalu terima bahwa itu bisa terjadi.
- Refleksi Malam: Evaluasi apakah kamu bertindak sesuai nilai, bukan apakah kamu “menang.”
Tindakan adalah Kebebasan Sejati
Kutipan Gregory Lopez adalah pengingat lembut namun kuat bahwa kebebasan terbesar manusia terletak pada cara ia memilih bertindak, bukan pada apa yang ia dapatkan.
“Evaluasi tindakanmu, bukan hasilnya. Hasil berada di luar kendalimu.”
Sebuah nasihat yang bukan hanya rasional, tetapi juga membebaskan kita dari beban harapan yang tak perlu.