Dari Silikon Valley ke Jalan Sunyi: Perjalanan Filosofis Naval Ravikant
- Image Creator/Handoko
Filsafat Stoikisme menjadi salah satu fondasi utama dalam perjalanan spiritual Naval. Ajaran Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus menjadi panduan dalam menghadapi dunia yang tak menentu.
Stoikisme mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengontrol apa yang terjadi, tetapi kita bisa mengontrol bagaimana kita meresponsnya. Dalam hidup, penderitaan bukan berasal dari peristiwa itu sendiri, tetapi dari penilaian kita terhadapnya.
Naval memodernisasi prinsip-prinsip ini dengan bahasa yang sederhana namun bermakna. Ia menyampaikan bahwa ketenangan pikiran adalah bentuk kekayaan yang paling sejati, dan bahwa kebebasan sejati datang ketika kita tidak lagi diperbudak oleh keinginan yang tak ada habisnya.
Kaya dan Bebas, Tanpa Terikat
Bagi Naval, kekayaan bukan tujuan akhir, melainkan alat untuk membeli kebebasan. Ia sering menyatakan bahwa seseorang baru benar-benar kaya ketika bisa mengatur waktunya sendiri, bekerja karena ingin, bukan karena harus.
Naval membedakan antara “rich” dan “wealthy.” Menurutnya, orang yang “rich” punya banyak uang, tapi bisa saja terikat oleh tekanan pekerjaan, status, atau gaya hidup. Sementara orang yang “wealthy” punya waktu, ruang, dan kedamaian.
“Earn with your mind, not with your time.”
— Naval Ravikant