25 Kutipan Terbaik dari Ibn Rushd (Averroes): Pembela Akal dan Interpretasi Ulang Aristoteles

Aristoteles dan Ibnu Rusyd (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - bn Rushd, atau Averroes dalam tradisi Barat, adalah salah satu filsuf Muslim terbesar sepanjang sejarah. Lahir di Córdoba pada tahun 1126 M, Ibn Rushd dikenal sebagai penafsir besar karya-karya Aristoteles, serta pembela rasionalitas dalam Islam. Ia meyakini bahwa tidak ada kontradiksi antara filsafat dan wahyu, dan bahwa akal adalah anugerah Ilahi yang harus digunakan untuk memahami alam dan Tuhan. Karya-karyanya memengaruhi dunia Islam dan Barat, menjembatani pemikiran antara dunia Islam klasik dan Eropa abad pertengahan.

Seneca: Pedang Tidak Pernah Membunuh Siapa Pun; Ia Hanya Alat di Tangan Pembunuh

Dalam artikel ini, kami merangkum 25 kutipan terbaik dari Ibn Rushd yang mencerminkan kekuatan intelektual, kejelasan logika, dan integrasi antara iman dan akal. Kutipan-kutipan ini memberikan wawasan mendalam bagi siapa saja yang ingin memahami esensi pemikiran filosofis dan spiritual Ibn Rushd.

Kebebasan Berpikir dan Rasionalitas

Seneca: Tidak Ada yang Mengejutkan Bagi Orang Bijak

"Kebenaran tidak bertentangan dengan kebenaran; kebenaran hanya bertentangan dengan kebodohan."
Ibn Rushd menegaskan bahwa kebenaran dari wahyu dan akal tidak mungkin bertentangan karena keduanya berasal dari Tuhan.

"Akal adalah cahaya Tuhan yang ditempatkan dalam diri manusia untuk membimbingnya menuju kebenaran."

Seneca: Panjang Umur Bukan Berarti Hidup yang Berkualitas

"Siapa yang melarang filsafat, telah menutup pintu untuk memahami ciptaan Tuhan secara mendalam."

"Ketakutan terhadap pemikiran bebas hanyalah bentuk lain dari ketidaktahuan."

Halaman Selanjutnya
img_title