Massimo Pigliucci: Jangan Pernah Mengorbankan Karakter dan Kebajikanmu demi Keuntungan Sesaat
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA - Di dunia yang serba cepat ini, di mana segala hal seolah-olah harus diraih dengan segera, satu kutipan dari Massimo Pigliucci, filsuf modern pengusung Stoikisme, datang seperti oase di tengah padang pasir nilai-nilai moral yang semakin kering:
"Jangan pernah mengorbankan karakter dan kebajikanmu demi keuntungan sesaat."
Kutipan itu mungkin terdengar sederhana, tapi jika direnungkan lebih dalam, ia adalah pengingat yang sangat relevan untuk kehidupan kita saat ini. Dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan untuk selalu terlihat sukses, menjadi yang terbaik, atau meraih hasil instan, kita sering kali tergoda untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan nurani kita. Padahal, seperti yang diajarkan Pigliucci dan para filsuf Stoik lainnya, integritas dan kebajikan adalah fondasi sejati dari hidup yang bahagia dan bermakna.
Apa yang Dimaksud dengan Kebajikan?
Dalam Stoikisme, kebajikan bukan hanya soal menjadi "orang baik". Itu jauh lebih dalam. Kebajikan diartikan sebagai hidup selaras dengan akal sehat dan alam, menjalani hidup dengan kejujuran, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan. Stoikisme percaya bahwa selama kita hidup sesuai dengan kebajikan, maka hidup kita akan damai—apa pun keadaan eksternalnya.
Massimo Pigliucci, yang merupakan profesor filsafat dan juga seorang ilmuwan biologi, menjelaskan bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar berharga. Semua hal lain—kekayaan, ketenaran, bahkan kesehatan—adalah hal-hal yang indifferent dalam Stoikisme, artinya tidak buruk atau baik dengan sendirinya. Mereka hanya menjadi baik atau buruk tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.
Godaan Keuntungan Sesaat: Mengapa Itu Menggoda?
Tak bisa dimungkiri, setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi di mana kita bisa mendapatkan sesuatu dengan cepat, asal kita menutup mata terhadap nilai-nilai moral. Bisa berupa godaan untuk menyontek agar lulus ujian, berbohong agar mendapatkan kepercayaan, atau mengorbankan orang lain demi kenaikan jabatan.