Inilah Kisah Ibu Tertua di Dunia yang Berhasil Melahirkan di Usia 70 Tahun!

Safina Namukwaya
Sumber :
  • IG/africanvibes

Kampala, WISATA – Safina Namukwaya, seorang wanita berusia 70 tahun dari Uganda, telah mencatatkan sejarah sebagai salah satu ibu tertua di dunia yang berhasil melahirkan. Ia telah melahirkan bayi kembar—seorang anak laki-laki dan perempuan—melalui operasi caesar di Women's Hospital International and Fertility Centre di Kampala, Uganda.

Tidak Butuh Motivasi, Butuh Kejernihan: Pelajaran Stoik dari Naval Ravikant

Kehamilan tersebut terjadi berkat prosedur fertilisasi in-vitro (IVF), menggunakan sel telur donor dan sperma pasangannya. Prosedur IVF memungkinkan wanita yang telah mengalami menopause untuk tetap hamil dengan bantuan sel telur donor dan teknologi medis canggih.

Bayi-bayi Safina tersebut lahir prematur pada usia kandungan 31 minggu, dengan berat lebih dari 1,3 kg masing-masing. Mereka saat ini berada dalam inkubator untuk memastikan perkembangan yang optimal. Kondisi Safina sendiri cukup stabil, meskipun usia lanjutnya membuat kehamilan ini penuh tantangan, termasuk risiko tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional.

Menelusuri Jejak Pemikiran René Descartes dan Plato: Rasio, Realitas, dan Kebenaran

Secara medis, kehamilan di usia lanjut memang memiliki risiko yang signifikan. Wanita yang lebih tua lebih rentan terhadap komplikasi seperti tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, dan kelahiran prematur. Selain itu, proses pemulihan pasca-persalinan juga cenderung lebih lama. Bayi yang lahir dari ibu berusia lanjut sering kali memerlukan perawatan intensif, seperti inkubator, untuk memastikan perkembangan yang optimal.

Namun keberhasilan medis ini tidak hanya menjadi bukti pencapaian teknologi reproduksi, tetapi juga simbol kekuatan dan ketahanan jiwa manusia. Langkah selanjutnya adalah memastikan kesehatan bayi-bayi tersebut melalui perawatan intensif, serta mendukung Safina dalam membesarkan anak-anaknya di usia yang sudah lanjut. Kisah ini menjadi inspirasi tentang harapan dan keajaiban di tengah tantangan hidup.

Friedrich Nietzsche: "Tidak ada pengekangan yang lebih menyakitkan daripada ketidakmampuan untuk berpikir sendiri."

Perjalanan hidup Safina tidaklah mudah. Pasangannya meninggalkannya setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak kembar. Meski begitu, Safina tetap optimis karena dukungan dari komunitas masyarakat di desanya, yang bersedia membantu merawat anak-anaknya. Safina juga menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi risiko medis yang tinggi selama kehamilan di usia lanjut.

Safina melahirkan anak pertamanya pada usia 67 tahun dan pada usia 70 tahun, ia mencatat sejarah dengan melahirkan bayi kembar—seorang anak laki-laki dan perempuan. Kehamilan ini terjadi di rumah sakit yang menjadi pusat harapan bagi banyak pasangan dengan masalah kesuburan.

Halaman Selanjutnya
img_title