Massimo Pigliucci: "Kendalikan yang Bisa Kamu Kendalikan, Terima yang Tidak Bisa Kamu Ubah"
- Image Creator Grok/Handoko
Ada banyak orang yang telah menerapkan prinsip ini dan merasakan perbedaannya dalam hidup mereka.
- Viktor Frankl, seorang psikolog yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi, menyadari bahwa meskipun semua kebebasannya dirampas, ia masih memiliki satu kebebasan: bagaimana ia memilih merespons penderitaannya. Dengan memilih untuk tetap berpikir positif dan mencari makna dalam penderitaannya, ia berhasil bertahan.
- Ryan Holiday, seorang penulis modern yang mendalami Stoikisme, menggunakan prinsip ini dalam menghadapi kritik dan tekanan publik. Ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengendalikan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya, tetapi ia bisa mengendalikan bagaimana ia bereaksi terhadapnya.
- Nelson Mandela, yang dipenjara selama 27 tahun, tidak membiarkan rasa dendam menguasainya. Ia menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi ia bisa mengendalikan bagaimana ia akan bertindak setelah dibebaskan.
Kesimpulan: Pilih Fokus yang Tepat untuk Hidup yang Lebih Tenang
Kehidupan akan selalu penuh dengan ketidakpastian. Namun, kita memiliki pilihan: apakah kita ingin terus frustrasi karena hal-hal yang tidak bisa kita ubah, atau kita memilih untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan?
Massimo Pigliucci mengajarkan bahwa kunci ketenangan hidup adalah memahami batas antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak. Jika kita fokus pada diri sendiri, sikap kita, dan tindakan kita, maka kita akan lebih damai, lebih bahagia, dan lebih siap menghadapi hidup.
Jadi, mulai sekarang, ketika kamu merasa marah, cemas, atau kecewa, tanyakan pada dirimu sendiri: "Apakah ini berada dalam kendaliku?" Jika tidak, lepaskan. Jika ya, lakukan yang terbaik.
Karena pada akhirnya, hidup ini bukan tentang mengendalikan dunia, tetapi tentang mengendalikan bagaimana kita menghadapinya.