Peneliti Ungkap Garis Keturunan Manusia yang Hilang yang Membentuk Evolusi Kita

Evolusi Manusia
Sumber :
  • archaeologymag.com/Biswarup Ganguly

Menurut para peneliti, beberapa gen dari Populasi B mungkin kurang cocok dengan latar belakang genetik yang dominan. Hal ini mengisyaratkan adanya proses yang dikenal sebagai seleksi pemurnian, di mana seleksi alam menghilangkan mutasi yang berbahaya dari waktu ke waktu.

Metode Baru Mengungkapkan Neanderthal Menghadapi Penurunan Populasi 110.000 Tahun yang Lalu karena Hambatan Genetik

Para peneliti menggunakan algoritma komputasi yang dikenal sebagai cobraa, yang memodelkan bagaimana populasi manusia purba terpecah dan kemudian bergabung kembali. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang mengandalkan ekstraksi DNA dari fosil purba, metode ini menganalisis DNA manusia modern, memanfaatkan data 1.000 Genomes Project dan Human Genome Diversity Project dalam analisis ini.

Secara keseluruhan, temuan dari penelitian ini menggambarkan aspek-aspek baru dari sejarah evolusi Homo sapiens, yang memunculkan pertanyaan menarik mengenai nenek moyang kita. Bukti catatan fosil dari Afrika dan tempat lain menunjukkan bahwa spesies seperti Homo erectus dan Homo heidelbergensis hadir selama periode yang dimaksud dan keduanya dapat menjadi kandidat bagi populasi leluhur tersebut. Akan tetapi, analisis informasi genetik modern saja tidak dapat secara pasti menentukan kelompok fosil mana yang termasuk dalam Populasi A atau B.

Ukiran pada Perkakas Batu Paleolitik Tengah Ungkap Pemikiran Simbolis Manusia Purba yang Muncul Jauh Lebih Awal

Yang menjadi jelas adalah bahwa gagasan tentang spesies yang berevolusi dalam garis keturunan yang bersih dan berbeda terlalu sederhana. Perkawinan silang dan pertukaran genetik kemungkinan besar memainkan peran utama dalam kemunculan spesies baru berulang kali di seluruh kerajaan hewan.

Selain mengungkap asal usul manusia, metode penelitian ini dapat mengubah cara ilmuwan mempelajari evolusi pada spesies lain. Tim tersebut menggunakan model mereka pada data genetik dari spesies lain, termasuk kelelawar, lumba-lumba, simpanse dan gorila dan menemukan dukungan untuk bukti struktur populasi leluhur dalam beberapa kelompok tetapi tidak pada kelompok lain.

Peralatan Batu Berusia 40.000 Tahun Ungkap Adaptasi Manusia Purba terhadap Lingkungan Hutan Hujan di Guinea Ekuatorial

Di masa mendatang, para peneliti berencana untuk menyempurnakan model mereka agar dapat memperhitungkan pertukaran genetik yang lebih bertahap (bukan hanya pemisahan dan penyatuan kembali yang tajam). Mereka juga akan meneliti bagaimana temuan tersebut selaras dengan fosil yang menyiratkan bahwa populasi manusia purba lebih beragam daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Fakta bahwa kita dapat merekonstruksi peristiwa dari ratusan ribu atau jutaan tahun lalu hanya dengan melihat DNA saat ini sungguh menakjubkan. Dan itu memberi tahu kita bahwa sejarah kita jauh lebih kaya dan lebih kompleks daripada yang kita bayangkan.