Machiavelli dan Realpolitik: Kenapa Dunia Modern Masih Relevan dengan Gagasannya?
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Dalam peta pemikiran politik dunia, Niccolò Machiavelli adalah nama yang tak tergantikan. Lahir di Florence, Italia, pada 3 Mei 1469, filsuf ini dikenal sebagai perintis realpolitik—gaya berpikir politik yang menekankan efektivitas dan kepentingan pragmatis di atas idealisme atau moralitas. Karya terkenalnya Il Principe (The Prince) menjadi simbol perubahan cara pandang terhadap kekuasaan: dari yang semula normatif menjadi apa adanya.
Dalam era modern yang diwarnai oleh politik pencitraan, diplomasi strategis, dan kekuasaan yang cair, gagasan Machiavelli tidak hanya masih dibaca, tetapi juga dipraktikkan secara luas, baik oleh negara maupun pemimpin bisnis. Realpolitik yang ia tawarkan, dengan pendekatan rasional dan terkadang tanpa kompromi terhadap etika, justru menjadi kebutuhan dasar bagi siapa pun yang ingin tetap bertahan di tengah persaingan global.
Apa Itu Realpolitik?
Realpolitik secara harfiah berarti “politik nyata”—pendekatan politik yang mengutamakan kepentingan praktis, kekuatan, dan perhitungan strategis, serta mengesampingkan nilai moral jika dianggap menghambat tujuan politik.
Istilah ini memang baru dikenal luas pada abad ke-19, namun akar konseptualnya telah ada dalam pemikiran Machiavelli, jauh sebelumnya. Ia meyakini bahwa dalam dunia politik, kebenaran tidak selalu selaras dengan kebaikan, dan bahwa seorang pemimpin harus siap mengambil keputusan sulit demi kestabilan dan kekuasaan.