Marcus Aurelius: “Kebahagiaan adalah Ketika Kamu Selaras dengan Dirimu Sendiri”
- Cuplikan Layar
Jujurlah terhadap Dirimu. Di Situlah Kebebasan
Jakarta, WISATA – Dalam kehidupan modern yang dipenuhi tuntutan sosial, standar pencapaian, dan ekspektasi dari luar, tidak sedikit orang yang merasa kehilangan arah. Kita berusaha menjadi versi yang disukai orang lain, mengejar validasi dari media sosial, atau menyesuaikan diri agar dianggap sukses oleh masyarakat. Namun, Marcus Aurelius — seorang kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoik — memberikan pengingat yang sederhana namun sangat mendalam: “Kebahagiaan adalah ketika kamu selaras dengan dirimu sendiri.”
Kutipan ini bukan sekadar kalimat indah. Ia mengandung kunci penting bagi siapa saja yang sedang mencari makna, ketenangan, dan kebahagiaan sejati dalam hidup. Artikel ini akan membahas bagaimana prinsip keselarasan dengan diri sendiri dapat membawa kebebasan emosional dan ketentraman batin, bahkan di tengah dunia yang terus berubah.
Mengenal Marcus Aurelius dan Pemikiran Stoik
Marcus Aurelius adalah kaisar Romawi yang memimpin dari tahun 161 hingga 180 M. Ia dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan rendah hati. Namun, yang membuatnya dikenang hingga kini bukan hanya kepemimpinannya, melainkan juga catatan pribadinya yang dikenal dengan judul Meditations. Buku ini bukan sekadar karya filsafat, tapi cermin dari perjuangan batin seorang pemimpin yang terus berusaha hidup selaras dengan nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan.
Stoisisme mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari dunia luar, tetapi dari keadaan batin yang harmonis. Hidup yang bahagia, menurut ajaran Stoik, adalah hidup yang selaras dengan logos — akal sehat, nilai moral, dan kebenaran. Dan itu hanya bisa dicapai jika kita hidup jujur terhadap diri sendiri.
Apa Arti Selaras dengan Diri Sendiri?