Massimo Pigliucci: "Kendalikan yang Bisa Kamu Kendalikan, Terima yang Tidak Bisa Kamu Ubah."

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Pernahkah Anda merasa stres karena sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana? Atau merasa frustrasi karena orang lain tidak bersikap seperti yang Anda harapkan? Jika ya, Anda tidak sendirian. Banyak dari kita menghabiskan begitu banyak energi emosional untuk hal-hal yang sebenarnya di luar kendali kita.

Socrates: Orang Baik Tak Akan Pernah Ditinggalkan, Bahkan Setelah Kematian

Di sinilah filsuf modern Massimo Pigliucci mengingatkan kita akan salah satu prinsip utama Stoikisme: "Kendalikan yang bisa kamu kendalikan, terima yang tidak bisa kamu ubah."

Pernyataan ini terdengar sederhana, tetapi jika benar-benar dipahami dan diterapkan, bisa menjadi kunci hidup yang lebih tenang, bijaksana, dan bahagia.

Socrates: Kematian sebagai Penyembuhan dari 'Penyakit' Kehidupan

Mengapa Kita Sering Stres?

Banyak dari kita mengalami stres bukan karena situasi itu sendiri, tetapi karena cara kita meresponsnya.

Ryan Holiday: “Ingatlah bahwa Kamu Pasti Akan Mati. Gunakan Waktumu dengan Bijak.”

Misalnya, saat hujan turun di hari kita berencana piknik, kita merasa kesal. Kita ingin cuaca berubah, padahal kita tahu itu mustahil. Atau saat seseorang mengkritik kita di media sosial, kita tersinggung, marah, dan ingin membalas, padahal kita tidak bisa mengendalikan opini orang lain.

Dalam situasi seperti ini, Stoikisme mengajarkan bahwa kita harus membedakan mana yang bisa kita kendalikan dan mana yang tidak. Dengan melakukan ini, kita bisa mengalihkan energi kita ke hal-hal yang benar-benar bermanfaat.

Dua Jenis Hal dalam Hidup: Yang Bisa Dikendalikan dan yang Tidak Bisa Dikendalikan

Menurut Massimo Pigliucci dan para filsuf Stoik lainnya, hidup ini bisa dibagi menjadi dua aspek utama:

1.     Hal-hal yang bisa kita kendalikan
Ini mencakup pikiran, perasaan, tindakan, dan keputusan kita sendiri. Kita bisa memilih bagaimana merespons suatu kejadian, bagaimana berpikir tentang sesuatu, dan bagaimana bertindak dalam menghadapi tantangan.

2.     Hal-hal yang di luar kendali kita
Ini mencakup cuaca, masa lalu, opini orang lain, atau keputusan yang dibuat oleh pihak lain. Tidak peduli seberapa keras kita berusaha, kita tidak bisa mengubah hal-hal ini.

Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah terlalu fokus pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, sehingga kita frustrasi, stres, dan kehilangan ketenangan.

Contoh Nyata: Mengubah Perspektif, Mengubah Hidup

Bayangkan seseorang yang baru saja mengalami kegagalan dalam bisnis. Ia bisa memilih untuk:

  • Meratapi kegagalannya, menyalahkan keadaan, dan merasa dunia tidak adil
  • Menganalisis kesalahannya, belajar dari pengalaman, dan mencari peluang baru

Dalam situasi ini, pilihan kedua jauh lebih bermanfaat. Kita tidak bisa mengubah kenyataan bahwa bisnis kita gagal, tetapi kita bisa mengendalikan bagaimana kita merespons kegagalan itu.

Hal yang sama berlaku dalam hubungan sosial. Kita tidak bisa mengendalikan bagaimana orang lain bersikap terhadap kita, tetapi kita bisa memilih bagaimana kita merespons mereka. Jika seseorang bersikap kasar, kita bisa memilih untuk tidak tersinggung dan tetap menjaga ketenangan.

Mengapa Menerima yang Tidak Bisa Kita Ubah Itu Penting?

Terkadang, menerima kenyataan adalah langkah terbaik yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental kita.

Bayangkan seseorang yang selalu mengkhawatirkan masa lalu—menyesali keputusan yang telah dibuat, berharap bisa mengubah sesuatu yang sudah terjadi. Ini hanya akan membawa penderitaan tanpa hasil.

Sebaliknya, orang yang memahami bahwa masa lalu tidak bisa diubah akan fokus pada apa yang bisa ia lakukan di masa kini untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Massimo Pigliucci mengajarkan bahwa menerima bukan berarti menyerah, tetapi memahami batas kendali kita dan memilih untuk fokus pada hal-hal yang masih bisa diperbaiki.

Latihan Stoik: Cara Praktis Menerapkan Prinsip Ini

Bagaimana kita bisa mulai menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari? Berikut beberapa latihan sederhana yang bisa membantu:

1.     Saat merasa stres, tanyakan pada diri sendiri: Apakah saya bisa mengendalikan ini? Jika tidak, maka lepaskan.

2.     Latih kesabaran dengan menerima hal-hal kecil yang tidak bisa diubah, seperti kemacetan, antrean panjang, atau cuaca buruk.

3.     Fokus pada respons kita terhadap situasi, bukan situasi itu sendiri. Ingat bahwa kita selalu punya pilihan untuk bereaksi dengan cara yang lebih bijak.

4.     Ubah perspektif terhadap kegagalan. Lihatlah kegagalan sebagai pengalaman belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya.

Hidup Lebih Tenang dengan Menerapkan Stoikisme

Massimo Pigliucci dan ajaran Stoikisme mengajarkan kita bahwa hidup menjadi jauh lebih ringan ketika kita fokus pada apa yang bisa kita kendalikan dan menerima apa yang tidak bisa kita ubah.

Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tetapi kita bisa belajar darinya. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tetapi kita bisa memilih bagaimana bersikap terhadap mereka. Kita tidak bisa menghindari semua kesulitan, tetapi kita bisa menentukan apakah kesulitan itu akan melemahkan atau justru menguatkan kita.

Pada akhirnya, kunci hidup yang damai dan bahagia bukanlah mencoba mengontrol dunia, tetapi mengendalikan diri sendiri.

Jadi, jika hari ini Anda merasa stres atau frustrasi, tanyakan pada diri sendiri: Apakah ini sesuatu yang bisa saya kendalikan? Jika tidak, mungkin saatnya untuk melepaskan dan melangkah maju dengan tenang.

Seperti kata Pigliucci, "Kendalikan yang bisa kamu kendalikan, terima yang tidak bisa kamu ubah."