Pierre Hadot: Filsuf yang Mengungkap Kesalahan Akademisi dalam Memahami Stoicisme
- Image Creator Grok/Handoko
Hadot menemukan bahwa filsafat Yunani dan Romawi kuno penuh dengan latihan-latihan semacam ini. Para Stoik, misalnya, melakukan latihan refleksi diri sebelum tidur, menuliskan kesalahan dan pencapaian mereka dalam jurnal, serta membiasakan diri untuk menghadapi ketidakpastian hidup dengan ketenangan.
Latihan ini juga mencakup cara mereka berbicara, berpikir, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berlatih untuk tidak bereaksi secara emosional terhadap hal-hal yang di luar kendali mereka, untuk tetap teguh pada nilai-nilai kebajikan, dan untuk menjalani hidup dengan penuh kesadaran.
Namun, konsep ini nyaris hilang dalam dunia akademis modern. Para akademisi lebih tertarik untuk membedah teks dan memperdebatkan maknanya, tetapi mereka jarang menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan mereka sendiri. Inilah yang membuat filsafat kehilangan relevansinya bagi banyak orang—karena ia dipisahkan dari kehidupan nyata.
Mengapa Pemahaman Hadot Sangat Relevan Hari Ini?
Di era modern yang penuh dengan stres, tekanan sosial, dan ketidakpastian, ajaran Pierre Hadot menjadi semakin penting. Banyak orang mencari cara untuk menemukan ketenangan dan kebijaksanaan di tengah kehidupan yang sibuk, tetapi mereka sering kali merasa bahwa filsafat adalah sesuatu yang sulit diakses dan hanya untuk kalangan akademisi.
Hadot mengajak kita untuk melihat filsafat dari sudut pandang yang berbeda. Ia menunjukkan bahwa filsafat bukanlah sesuatu yang eksklusif atau sulit dipahami. Sebaliknya, filsafat adalah sesuatu yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari—sebuah seni untuk hidup dengan lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih tenang.
Jika kita memahami Stoicisme seperti yang dijelaskan Hadot, kita tidak perlu membaca teks kuno atau mengikuti diskusi akademis yang rumit untuk mendapat manfaat darinya. Kita bisa mulai dengan latihan-latihan sederhana, seperti menulis jurnal refleksi setiap malam, membiasakan diri untuk menerima hal-hal yang tidak bisa kita ubah, dan melatih ketenangan dalam menghadapi situasi sulit.