Pierre Hadot: Filsuf yang Menghidupkan Kembali Stoicisme sebagai Kunci Hidup Bahagia dan Bermakna

Pierre Hadot
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Jika Anda pernah mendengar tentang Stoicisme, mungkin yang terlintas dalam pikiran adalah filosofi kuno yang hanya relevan bagi para filsuf zaman dulu. Namun, pemikiran seorang filsuf Prancis bernama Pierre Hadot membuktikan bahwa Stoicisme jauh lebih dari sekadar teori kuno. Ia menunjukkan bahwa filosofi ini bisa menjadi panduan hidup yang nyata—sesuatu yang dapat membantu kita menghadapi dunia modern yang penuh tekanan dan ketidakpastian.

Seneca: Pentingnya Konsistensi dalam Membaca dan Memperdalam Pemahaman

Pierre Hadot bukan sekadar akademisi biasa. Ia mengubah cara dunia memahami filosofi kuno, terutama Stoicisme, dengan menunjukkan bahwa filosofi bukan hanya teori yang dibahas di ruang kelas, tetapi sesuatu yang seharusnya dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui karyanya, terutama Philosophy as a Way of Life, Hadot menegaskan bahwa filsafat seharusnya menjadi seni hidup, bukan sekadar pemikiran abstrak. Dan itulah yang menjadikan pemikirannya begitu relevan, bahkan bertahun-tahun setelah kepergiannya.

Pierre Hadot dan Pandangan Revolusionernya terhadap Stoicisme

Seneca Tegaskan Pentingnya Persahabatan Sejati: Jangan Mudah Memberi Kepercayaan

Ketika berbicara tentang Stoicisme, kebanyakan orang mengaitkannya dengan tokoh-tokoh seperti Seneca, Epictetus, atau Marcus Aurelius. Namun, cara kita memahami mereka hari ini tidak lepas dari pengaruh Pierre Hadot. Ia menggali kembali teks-teks kuno dan menemukan bahwa filosofi mereka bukan hanya kumpulan teori, melainkan seperangkat latihan spiritual yang dirancang untuk membentuk cara berpikir dan bertindak seseorang.

Hadot mengungkapkan bahwa di masa Yunani dan Romawi kuno, filsafat bukan sekadar upaya mencari kebenaran intelektual, melainkan sebuah praktik yang bertujuan untuk mengubah hidup seseorang. Para filsuf zaman itu tidak hanya berbicara tentang kebijaksanaan, tetapi benar-benar menjalankannya. Dengan membaca dan merenungkan pemikiran filsuf seperti Epictetus atau Marcus Aurelius, seseorang seharusnya tidak hanya mendapatkan wawasan, tetapi juga mengubah cara mereka menjalani hidup.

Seneca: Waktu Adalah Harta Paling Berharga yang Sering Kita Abaikan

Bagi Hadot, inilah yang hilang dari cara modern dalam mempelajari filsafat. Ia merasa bahwa dunia akademis terlalu fokus pada aspek teknis dan teoritis, hingga melupakan aspek praktis yang sesungguhnya menjadi inti dari filsafat kuno.

Mengapa Pemikiran Pierre Hadot Begitu Relevan di Zaman Sekarang?

Halaman Selanjutnya
img_title