Etika Socrates: Ajaran Filsuf Yunani yang Membimbing Kita Menuju Hidup yang Lebih Bermakna
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Socrates, filsuf Yunani kuno yang hidup lebih dari 2.400 tahun lalu, mungkin tidak pernah membayangkan bahwa pemikirannya akan terus menginspirasi manusia hingga abad ke-21. Meskipun tidak meninggalkan tulisan sendiri, ajaran-ajarannya tentang etika, keutamaan, dan keadilan diabadikan oleh murid-muridnya, terutama Plato. Socrates percaya bahwa hidup yang baik adalah hidup yang dijalani dengan kebajikan dan kebijaksanaan. Lalu, apa sebenarnya yang diajarkan Socrates tentang etika, dan bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan modern yang serba kompleks ini? Mari kita telusuri lebih dalam.
Socrates dan Konsep Keutamaan
Socrates meletakkan keutamaan (virtue) sebagai fondasi utama dalam hidup yang bermakna. Bagi dia, keutamaan bukan sekadar tentang melakukan hal-hal yang benar, tetapi juga tentang memahami mengapa hal itu benar. Socrates sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti, "Apa itu kebajikan?" dan "Bagaimana kita bisa menjadi orang yang baik?"
Menurut Socrates, keutamaan adalah pengetahuan. Artinya, jika seseorang benar-benar memahami apa yang baik, dia akan secara alami melakukan hal yang baik. Misalnya, jika seseorang menyadari bahwa kejujuran adalah kebajikan, dia akan selalu berusaha untuk jujur dalam setiap tindakannya. Namun, Socrates juga menekankan bahwa keutamaan tidak bisa diajarkan seperti ilmu pasti. Keutamaan adalah sesuatu yang harus ditemukan melalui refleksi diri dan dialog.
Dalam pandangan Socrates, hidup tanpa keutamaan adalah hidup yang kosong. Dia percaya bahwa kebajikan adalah jalan menuju kebahagiaan sejati. Tanpa kebajikan, manusia hanya akan terjebak dalam kesenangan sesaat yang tidak memberikan kepuasan batin.
Keadilan: Harmoni dalam Diri dan Masyarakat
Salah satu topik utama dalam pemikiran Socrates adalah keadilan. Bagi dia, keadilan bukan sekadar tentang hukum atau aturan, tetapi tentang harmoni dalam diri dan masyarakat. Socrates percaya bahwa orang yang adil adalah orang yang hidup selaras dengan dirinya sendiri dan orang lain.