Media Sosial Bisa Jadi Musuh Tersembunyi Ketenangan Batin: Pesan Donald Robertson untuk Kita Semua
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – “Media sosial sering kali adalah musuh terbesar ketenangan batin.” Kalimat ini dilontarkan oleh Donald Robertson, seorang psikoterapis kognitif dan tokoh terkemuka dalam kebangkitan Stoikisme modern. Kutipan tersebut mencerminkan kekhawatiran mendalam akan dampak psikologis dari era digital yang semakin mendominasi hidup manusia—khususnya dari platform media sosial.
Di tengah banjir informasi, notifikasi yang tiada henti, dan tuntutan untuk tampil “sempurna”, banyak orang mulai merasa tertekan, cemas, dan kehilangan kendali atas kehidupan mereka sendiri. Robertson, melalui pendekatan gabungan antara filsafat Stoik dan terapi kognitif, menyoroti bagaimana media sosial dapat menggerus ketenangan batin tanpa kita sadari.
Ketika Perbandingan Menggantikan Kesadaran Diri
Salah satu efek paling nyata dari media sosial adalah munculnya kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Kita melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna—liburan mewah, hubungan romantis harmonis, pencapaian gemilang—dan tanpa sadar mulai merasa hidup kita kurang berarti.
Robertson menyebut ini sebagai bentuk “ilusi sosial modern”, di mana kita tidak lagi hidup untuk diri sendiri, tetapi untuk memenuhi ekspektasi virtual. Dalam pandangan Stoik, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip dasar: yaitu fokus pada apa yang berada dalam kendali kita, bukan pada persepsi orang lain.
Media Sosial dan Gangguan Emosional
Media sosial bekerja dengan mekanisme validasi eksternal. Kita merasa bahagia jika mendapat banyak “like”, dan kecewa saat tidak ada respons. Ini membuat kondisi emosi kita rentan, mudah terombang-ambing oleh opini orang asing yang bahkan tidak kita kenal.