Mengapa Socrates Menentang Kaum Sofis? Pertarungan Hebat Filsafat Yunani
- Image Creator Bing/Handoko
Konflik antara Socrates dan kaum sofis bukan hanya pertarungan ideologis, tetapi juga pertempuran tentang apa artinya menjadi manusia yang bermoral. Socrates mewakili pencarian kebenaran yang tulus, sedangkan kaum sofis melambangkan pragmatisme dan relativisme.
Dalam banyak dialog Plato, yang menjadi murid Socrates, kita melihat bagaimana Socrates menggunakan metode dialektika untuk membongkar kelemahan argumen kaum sofis. Salah satu contoh terkenal adalah dalam dialog Gorgias, di mana Socrates mengkritik retorika sebagai seni yang hanya berfokus pada penampilan, bukan substansi.
Relevansi di Era Modern
Pertarungan antara prinsip Socrates dan pendekatan kaum sofis tetap relevan hingga hari ini. Di era digital, manipulasi informasi melalui media sosial, hoaks, dan propaganda sering kali mengingatkan kita pada praktik sofisme. Banyak politisi dan tokoh publik yang menggunakan retorika untuk memengaruhi opini publik, tanpa memedulikan kebenaran.
Namun, warisan Socrates juga hadir dalam upaya masyarakat untuk mencari kebenaran melalui pendidikan, penelitian, dan diskusi terbuka. Dunia modern membutuhkan lebih banyak “Socrates” yang berani menantang ketidakbenaran dan memperjuangkan nilai-nilai moral universal.
Mengapa Socrates menentang kaum sofis? Karena bagi Socrates, pencarian kebenaran adalah panggilan hidup, sedangkan bagi kaum sofis, kebenaran hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Konflik ini tidak hanya mencerminkan perbedaan pandangan filosofis, tetapi juga perdebatan abadi tentang apa artinya hidup dengan integritas.
Di tengah dunia yang semakin kompleks, kita dapat belajar dari ajaran Socrates untuk tidak hanya menerima informasi begitu saja, tetapi juga mengujinya dengan logika dan etika. Karena pada akhirnya, seperti yang diajarkan Socrates, kebenaran adalah fondasi dari kehidupan yang bermakna.