Kaum Sofis: Filosof atau Manipulator? Mengungkap Peran Mereka di Era Yunani Kuno
- Handoko/istimewa
Kritik dari Socrates dan Plato
Socrates adalah salah satu kritikus paling vokal terhadap kaum sofis. Ia percaya bahwa pencarian kebenaran harus didasarkan pada logika dan etika, bukan sekadar kemampuan berbicara. Dalam banyak dialog yang ditulis oleh muridnya, Plato, Socrates sering digambarkan mematahkan argumen kaum sofis dengan pendekatan dialektik yang menyoroti kelemahan logis dalam pandangan mereka.
Plato bahkan menciptakan istilah “sofisme” untuk merujuk pada argumen yang tampak logis tetapi sebenarnya menyesatkan. Dalam karyanya Gorgias, Plato mengkritik kaum sofis karena lebih peduli pada kemenangan argumen daripada kebenaran sejati. Ia juga menyayangkan bahwa kaum sofis menjual keterampilan mereka demi uang, yang dianggap merendahkan nilai pengetahuan.
Peran Kaum Sofis dalam Masyarakat
Meskipun menuai banyak kritik, kaum sofis memiliki kontribusi yang signifikan dalam sejarah pemikiran manusia. Mereka memperkenalkan konsep relativisme yang mendorong masyarakat untuk berpikir kritis dan mempertanyakan otoritas. Selain itu, kaum sofis juga membantu menyebarkan pendidikan ke berbagai lapisan masyarakat, yang sebelumnya hanya tersedia bagi kaum aristokrat.
Dalam konteks demokrasi Athena, kaum sofis memainkan peran penting dalam membekali warga negara dengan keterampilan berbicara dan berdebat. Hal ini memungkinkan partisipasi yang lebih luas dalam pengambilan keputusan politik. Dengan demikian, meskipun metode mereka kontroversial, kaum sofis turut berkontribusi pada perkembangan demokrasi dan pemikiran kritis.
Warisan Kaum Sofis di Era Modern