Kebajikan Tidak Diajarkan; Kebajikan Adalah Praktik
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Filsuf Yunani kuno Plato, salah satu pemikir paling berpengaruh sepanjang masa, mengajarkan bahwa kebajikan bukanlah sesuatu yang hanya diajarkan melalui teori, melainkan harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ajarannya, Plato menekankan bahwa manusia hanya dapat mencapai kebajikan sejati dengan mengintegrasikan nilai-nilai moral ke dalam tindakan nyata, bukan sekadar mempelajarinya secara intelektual.
Pandangan Plato tentang Kebajikan
Plato percaya bahwa kebajikan adalah inti dari kehidupan yang bermakna. Dalam karya utamanya, The Republic, ia mendefinisikan kebajikan sebagai harmoni antara jiwa, pikiran, dan tindakan. Kebajikan tidak hanya berupa pengetahuan, tetapi juga sebuah kebiasaan yang harus dilatih melalui pengalaman nyata.
Plato sering menggambarkan kebajikan sebagai puncak dari tangga moral. Dalam pandangannya, seseorang tidak dapat memahami atau mencapai kebajikan hanya dengan mendengar atau mempelajari teori moral. Proses aktualisasi kebajikan melibatkan tindakan berulang yang mencerminkan nilai-nilai seperti keadilan, kebijaksanaan, keberanian, dan pengendalian diri.
Relevansi Gagasan Ini di Era Modern
Di era modern yang didominasi oleh teknologi dan informasi, gagasan Plato tetap relevan. Banyak individu memiliki akses ke pengetahuan luas tentang moralitas dan etika, tetapi hal itu tidak selalu tercermin dalam tindakan mereka. Sebagai contoh, diskusi tentang keadilan sosial sering kali berakhir di dunia maya tanpa aksi nyata yang membawa perubahan.
Plato mengajarkan bahwa kebajikan adalah hasil dari disiplin dan praktik. Sebagai individu, kita harus mengambil langkah-langkah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penerapan nilai-nilai moral, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.