Merangkul JOMO: Filosofi Kehidupan Stoik dengan Sentuhan Lokal Etnaprana

Menikmati Wisata JOMO di Nusa Penida
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan modern yang dipenuhi oleh kesibukan, tuntutan teknologi, dan tekanan sosial, banyak orang merasa kehilangan kedamaian batin. Beragam filosofi muncul untuk membantu manusia menemukan ketenangan di tengah hiruk-pikuk dunia. Salah satu konsep yang semakin populer adalah Joy of Missing Out (JOMO). Jika dikombinasikan dengan Stoikisme dan nilai-nilai lokal seperti Etnaprana, JOMO dapat menjadi panduan yang kuat untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan damai.

JOMO dan Ketenangan Batin: Bagaimana Stoikisme dan Etnaprana Membantu Kita Mengurangi Kecemasan

Apa Itu JOMO?

Joy of Missing Out atau JOMO adalah gagasan untuk merayakan kebahagiaan karena melewatkan sesuatu yang tidak penting. Alih-alih merasa cemas karena tidak mengikuti tren terbaru atau kehilangan momen tertentu (seperti yang dirasakan dalam Fear of Missing Out atau FOMO), JOMO mengajarkan untuk menikmati momen sederhana dalam kehidupan tanpa tekanan dari luar.

Hidup Bahagia Tanpa Tekanan: JOMO, Stoikisme, dan Etnaprana sebagai Solusi Masa Kini

JOMO bukan sekadar ajakan untuk menjauhkan diri dari teknologi atau media sosial, melainkan suatu pendekatan untuk menjalani hidup dengan kesadaran penuh. Ini adalah pilihan untuk tidak terlalu terlibat dalam apa yang "harus" dilakukan oleh masyarakat, melainkan fokus pada apa yang benar-benar memberikan kebahagiaan dan kepuasan pribadi.

Stoikisme: Mengendalikan Hidup dengan Bijaksana

Mengapa Stoicisme Zeno dari Citium Masih Jadi Panduan Hidup di Era Modern?

Stoikisme adalah filosofi Yunani kuno yang kini kembali relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern. Inti dari Stoikisme adalah pengendalian diri dan penerimaan terhadap hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Prinsip utama Stoikisme, seperti yang diajarkan oleh filsuf seperti Seneca dan Epictetus, menekankan bahwa:

  1. Kita hanya dapat mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan kita sendiri.
  2. Dunia di luar diri kita berada di luar kendali kita, sehingga harus diterima dengan lapang dada.
Halaman Selanjutnya
img_title