Sengatan Semut Paling Menyakitkan di Dunia yang Setara dengan Sengatan Kalajengking

Semut Kepala Hijau
Sumber :
  • Instagram/naturewildfree

Malang, WISATA – Ada semut yang menimbulkan sengatan paling menyakitkan di dunia dan menurut penelitian dengan cara  menyuntikkan racun yang menargetkan sel saraf korbannya.

Ki Eun-Se Bergabung dengan Lee Min-Jung dan Kim Ji-Suk dalam Drama Baru 'Fine, Let’s Get Divorced'

Semut itu adalah semut kepala hijau Australia ( Rhytidoponera metallica ) dan semut peluru ( Paraponera clavata ), yang ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan. Keduanya tidak boleh diremehkan. Sengatan serangga ini melepaskan racun yang menyebabkan rasa sakit yang tak terkendali dan berlangsung lama pada manusia dan mamalia lainnya.

Dilansir dari Live Science, ahli entomologi Justin O. Schmidt menggambarkan sengatan semut peluru sebagai rasa sakit yang murni, intens dan luar biasa. Gambarannya seperti berjalan di atas arang yang menyala dengan paku sepanjang tiga inci [8 sentimeter] yang tertanam di tumit Anda.

YOGYAKARTA: Keren, Desa Wisata Wukirsari Terbaik di Dunia, Raih Best Tourism Village 2024 dari UNWTO

Korban semut ini juga menyamakan rasa sakitnya dengan rasa ditembak, sehingga serangga ini diberi nama semut peluru.

Sengatan semut peluru bisa menyakitkan hingga 12 jam dan itu adalah rasa sakit yang menusuk-nusuk hingga ke tulang disertai keringat dan bulu kuduk meremang," kata Sam Robinson , seorang biofarmakolog di Institut Biosains Molekuler Universitas Queensland yang memimpin penelitian baru ini.

LUMAJANG: Objek Wisata Tirtosari View, Kini Sudah Bisa Cashless, Gunakan QRIS

Semut Peluru

Photo :
  • Instagram/dumbass_beer_reviews2

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada di jurnal Nature Communications, para ilmuwan menunjukkan bahwa racun semut menargetkan protein spesifik dalam sel saraf yang terlibat dalam persepsi rasa sakit.

Semut kepala hijau dan semut peluru menghasilkan racun yang mengikat sel saraf mamalia saat menyengat. Para peneliti telah mengetahui semut peluru menghasilkan zat yang menargetkan saraf yang disebut poneratoksin, tetapi masih belum jelas bagaimana zat ini menghasilkan rasa sakit yang begitu hebat dan berlangsung lama.

Untuk mengetahuinya, tim menyelidiki efek toksin pada protein yang tertanam dalam membran sel saraf yang disebut saluran natrium berpagar tegangan, yang memiliki peran penting dalam pemberian sinyal rasa sakit. 

Saluran ini mengatur seberapa banyak natrium yang masuk dan keluar dari sel, yang menentukan panjang dan kekuatan sinyal nyeri, yang mendukung fungsi neurologis dan otot pada hewan. Banyak hewan berbisa telah mengembangkan racun yang menargetkan saluran natrium, termasuk beberapa kalajengking, seperti kalajengking ekor gemuk kuning ( Androctonus australis ). 

Para peneliti menemukan bahwa racun semut kepala hijau dan semut peluru, serta spesies lain yang disebut Tetramorium africanum , juga menargetkan saluran natrium. Racun semut membuka saluran ini dan mencegahnya menutup kembali, sehingga memperpanjang dan mengintensifkan sinyal rasa sakit