Ares, Dewa Perang Yunani: Pengaruhnya dalam Peperangan dan Kehidupan Masyarakat Kuno
- Image Creator Bing/Handoko
Meskipun kekuatannya yang hebat, Ares sering digambarkan sebagai figur yang mengalami kekalahan dan penderitaan. Dalam Iliad, Ares terluka oleh Athena yang lebih cerdik, menunjukkan bahwa kekuatan fisik dan kekerasan saja tidak cukup untuk memenangkan pertempuran. Ini menjadi pelajaran penting dalam peperangan kuno, yang menekankan pentingnya strategi dan kebijaksanaan di samping kekuatan militer.
Penyembahan dan Kultus Ares
Walaupun Ares sering kali tidak disukai oleh banyak dewa, prajurit dan pemimpin perang Yunani tetap memujanya. Dewa ini sangat dihormati oleh para tentara yang berjuang di medan perang, yang sering kali memohon perlindungannya sebelum bertempur. Kuil-kuil untuk Ares, meskipun tidak sebanyak kuil-kuil untuk dewa-dewa utama lainnya, tetap dibangun di beberapa kota Yunani, termasuk Sparta yang terkenal sebagai masyarakat militeristik.
Di Sparta, Ares memainkan peran khusus dalam ritual militer. Prajurit Spartan, yang dikenal karena keahlian dan disiplin militernya, sering kali melakukan persembahan untuk mendapatkan dukungan dari Ares dalam pertempuran. Masyarakat Spartan percaya bahwa dengan memuja Ares, mereka dapat memperoleh keberanian dan kekuatan untuk mengalahkan musuh mereka.
Pengaruh Ares dalam Kehidupan Masyarakat Kuno
Pengaruh Ares dalam peperangan juga mencerminkan pandangan masyarakat Yunani tentang konflik dan kekerasan. Bagi banyak masyarakat kuno, perang dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ares, dengan citranya yang agresif dan penuh darah, mencerminkan aspek destruktif dari peperangan, yang pada akhirnya membawa kehancuran bagi mereka yang terlibat.
Namun, Ares juga dianggap sebagai simbol keberanian dan kegagahan. Meskipun dia sering kali membawa kehancuran, prajurit yang memujanya percaya bahwa melalui kekerasan, mereka dapat mencapai kejayaan dan kemuliaan. Dalam hal ini, Ares menggambarkan kontradiksi dalam peperangan: kekerasan yang membawa kehancuran sekaligus kemuliaan bagi mereka yang bertahan hidup.