Bagaimana Socrates Mengajarkan Kebijaksanaan Lewat Pertanyaan Kritis
- Image Creator/Handoko
Membangun Kebijaksanaan Melalui Pertanyaan
Dalam Metode Socratic, pertanyaan bukanlah sekadar alat untuk mendapatkan jawaban, tetapi juga cara untuk menggali lebih dalam dan memahami masalah yang lebih besar. Socrates menggunakan pertanyaan untuk menantang asumsi, mengungkap bias, dan mengarahkan diskusi ke arah yang lebih mendalam. Proses ini memicu refleksi dan pemahaman yang lebih baik, serta membangun kebijaksanaan dalam arti yang sebenarnya.
Metode ini sangat berbeda dari metode pengajaran tradisional yang mengandalkan ceramah dan transmisi informasi satu arah. Socrates mengajak orang-orang untuk berpikir sendiri, mendorong mereka untuk menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan menanyakan pertanyaan yang tepat, ia membimbing murid-muridnya untuk menemukan kebenaran secara mandiri, bukan hanya menerima pengetahuan dari orang lain.
Relevansi Metode Socratic dalam Pendidikan Modern
Metode Socratic telah diadopsi secara luas dalam pendidikan modern, terutama dalam bidang-bidang seperti filsafat, hukum, dan ilmu sosial. Di sekolah hukum, misalnya, para profesor menggunakan metode ini untuk melatih mahasiswa agar berpikir kritis dan menganalisis kasus hukum dengan lebih mendalam. Dalam kelas-kelas filsafat, metode ini digunakan untuk membantu siswa mengeksplorasi konsep-konsep abstrak dan etika moral.
Lebih dari itu, Metode Socratic juga relevan dalam era digital saat ini. Di zaman di mana informasi tersedia secara instan di ujung jari kita, kemampuan untuk berpikir kritis menjadi sangat penting. Metode Socratic mengajarkan kita untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi untuk mempertanyakannya, memeriksa sumbernya, dan mengeksplorasi maknanya lebih dalam.
Bagaimana Metode Socratic Menginspirasi Pemikiran Kritis