Stoicisme: Mengendalikan Apa yang Bisa Dikendalikan dan Menerima yang Tak Bisa Diubah
- Image Creator/Handoko
Prinsip paling mendasar dalam Stoicisme adalah dikotomi kendali. Menurut Stoik, ada dua jenis hal dalam hidup: hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Hal-hal yang berada di bawah kendali kita meliputi pikiran, sikap, dan tindakan kita. Kita memiliki kekuatan penuh untuk mengendalikan cara kita berpikir, bereaksi, dan bertindak dalam situasi tertentu. Di sisi lain, ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti cuaca, tindakan orang lain, atau bahkan hasil dari usaha kita.
Dengan memahami dikotomi kendali, kita dapat mengalihkan fokus kita dari hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan dan mulai memusatkan energi kita pada apa yang bisa kita perbaiki. Ini membantu kita untuk lebih bijak dalam menghadapi tantangan hidup dan mengurangi kecemasan yang tidak perlu.
2. Amor Fati: Mencintai Takdir
Salah satu ajaran Stoic yang menarik adalah konsep Amor Fati, yang berarti "cintailah takdirmu." Ini mengajarkan kita untuk menerima setiap kejadian dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, sebagai bagian dari rencana yang lebih besar.
Stoik percaya bahwa segala sesuatu terjadi sesuai dengan hukum alam, dan kita tidak memiliki kendali atas takdir kita. Dengan mencintai takdir kita dan menerima segala sesuatu sebagaimana adanya, kita bisa menjalani hidup dengan lebih damai dan tanpa penyesalan.
Amor Fati juga mengajarkan kita untuk berhenti melawan kenyataan dan belajar untuk hidup selaras dengan apa yang terjadi. Daripada mengeluh atau berusaha mengubah sesuatu yang tidak bisa diubah, Stoik mengajak kita untuk menerima kenyataan dengan lapang dada dan tetap bersyukur.