Stoicisme: Mengendalikan Apa yang Bisa Dikendalikan dan Menerima yang Tak Bisa Diubah
- Image Creator/Handoko
3. Menghadapi Ketidakpastian dengan Ketenangan
Stoicisme mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian dengan ketenangan. Salah satu cara yang diajarkan oleh Stoik untuk mencapai ketenangan adalah melalui latihan mental yang dikenal sebagai premeditatio malorum, atau "antisipasi hal-hal buruk."
Latihan ini melibatkan membayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi dalam hidup kita, seperti kehilangan pekerjaan, penyakit, atau kehilangan orang yang kita cintai. Tujuannya bukan untuk menjadi pesimis, tetapi untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional terhadap kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Dengan menghadapi ketidakpastian hidup secara proaktif dan mempersiapkan diri untuk yang terburuk, kita bisa mengurangi rasa takut dan kecemasan. Ketika hal buruk benar-benar terjadi, kita sudah siap untuk menghadapinya dengan tenang dan tabah.
4. Memento Mori: Mengingat Kematian
Memento Mori, atau "ingatlah akan kematian," adalah prinsip lain dalam Stoicisme yang menekankan pada pentingnya kesadaran akan kefanaan hidup. Stoik percaya bahwa dengan selalu mengingat bahwa hidup ini terbatas, kita akan lebih menghargai setiap momen yang kita miliki.
Memento Mori mengajak kita untuk hidup dengan tujuan dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Dengan menyadari bahwa waktu kita di dunia ini terbatas, kita akan lebih termotivasi untuk menjalani hidup yang bermakna dan penuh kebajikan.