Pertarungan Abadi: Relativisme Sophis vs. Kebenaran Mutlak Socrates - Siapakah yang Menang?

Socrates di tengah Warga Athena (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam dunia filsafat, perdebatan tentang kebenaran, moralitas, dan tujuan hidup sering kali terfokus pada dua kubu utama: para Sophis dan Socrates. Keduanya menawarkan pandangan yang sangat berbeda tentang dunia dan cara kita memahaminya. Artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara pandangan Sophis dan Socrates serta relevansinya dalam kehidupan modern.

Bagaimana Stoikisme Membentuk Ulang Mindset Modern: Belajar dari The Obstacle Is the Way

Sophis: Relativisme dan Kekuasaan

Para Sophis adalah sekelompok filsuf Yunani kuno yang percaya bahwa kebenaran bersifat relatif dan tergantung pada perspektif individu. Mereka terkenal dengan pandangan bahwa "manusia adalah ukuran dari segala sesuatu." Artinya, setiap orang memiliki standar kebenaran mereka sendiri, dan tidak ada satu pun kebenaran mutlak yang berlaku untuk semua orang.

Saat Socrates Menantang Athena: Apa yang Kita Pelajari dari Eksekusi Sang Filsuf?

1.    Kekuasaan Membuat Kebenaran Para Sophis berpendapat bahwa kekuasaan dan otoritas memainkan peran penting dalam menentukan apa yang dianggap benar. Mereka meyakini bahwa kebenaran sering kali ditentukan oleh mereka yang memiliki kekuasaan untuk menegakkannya. Dalam konteks ini, kebenaran bukanlah sesuatu yang mutlak atau independen dari manusia, melainkan sesuatu yang bisa dibentuk oleh kehendak dan keputusan manusia.

2.    Relativisme Moral Relativisme adalah salah satu prinsip utama para Sophis. Mereka berargumen bahwa moralitas dan nilai-nilai etika bervariasi antara satu budaya dengan budaya lainnya, dan tidak ada standar universal yang bisa diterapkan secara mutlak. Menurut pandangan ini, apa yang dianggap benar atau salah bergantung pada konteks sosial dan budaya masing-masing individu atau kelompok.

Dilema Athena: Pengadilan Socrates dan Pertanyaan tentang Kebebasan Berpikir di Dunia Kuno

Socrates: Pencarian Kebenaran dan Kebajikan

Di sisi lain, Socrates, salah satu filsuf terbesar sepanjang masa, menawarkan pandangan yang sangat berbeda. Socrates dikenal dengan metode dialektikanya, yang melibatkan tanya jawab untuk menguji dan memperjelas ide-ide.

Halaman Selanjutnya
img_title