"The Art of Rhetoric" Retorika ala Aristoteles, Seni Berbicara yang Mengubah Dunia

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

"The Art of Rhetoric" Retorika ala Aristoteles, Seni Berbicara yang Mengubah Dunia

Mengapa Demokrasi Athena Menghukum Mati Socrates? Pelajaran dari Kasus Sejarah

Jakarta, WISATA - Aristoteles, salah satu filsuf terbesar dari Yunani kuno, menulis banyak karya yang hingga kini masih dipelajari dan diapresiasi. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah "The Art of Rhetoric". Dalam karya ini, Aristoteles menyampaikan pemikirannya tentang seni berbicara dan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Dalam artikel ini, kita akan mengupas lebih dalam mengenai pandangan Aristoteles tentang retorika, serta relevansinya dalam kehidupan modern saat ini.

Asal Usul dan Fokus Retorika Aristoteles

Alegori Gua Plato: Bagaimana Konsep Kegelapan dan Cahaya Menerangi Tantangan Kontemporer

"The Art of Rhetoric" adalah catatan kuliah Aristoteles di Akademi. Dalam buku ini, Aristoteles menguraikan bahwa retorika adalah seni yang mencakup tiga elemen utama: pembicara, pidato, dan audiens. Fokus ini menempatkan retorika sebagai keterampilan yang esensial dalam komunikasi efektif, baik dalam konteks formal maupun informal.

Aristoteles mengkritik para guru pidato pada zamannya, yang dikenal sebagai sophis, di Athena. Para sophis melatih calon pengacara dan politisi untuk berpartisipasi di pengadilan dan dewan musyawarah. Mereka sering kali mengabaikan kebenaran dan menggunakan keterampilan mereka semata-mata untuk memenangkan argumen. Aristoteles menyesalkan mereka yang menggunakan retorika hanya untuk menggerakkan audiens demi kemenangan, tanpa peduli kepada kebenaran.

Apa yang Sesungguhnya Socrates Ajarkan pada Plato dan Aristoteles?

Retorika sebagai Alat yang Netral

Menurut Aristoteles, retorika adalah cara netral yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang mulia atau sebaliknya, yaitu penipuan lebih lanjut. Dalam hal ini, retorika dapat memberikan kebaikan terbesar atau rasa sakit terbesar tergantung pada bagaimana ia digunakan. Aristoteles menekankan bahwa kebenaran membutuhkan kebijaksanaan dan kelancaran berbicara untuk disampaikan dengan efektif.

Halaman Selanjutnya
img_title