INSPIRASI: Warga Yogya Sukses Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Sangkar Burung

Mendulang Cuan dari Kerajinan Sangkar Burung
Sumber :
  • bantulkab.go.id

Yogyakarta, WISATA – Warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal memiliki bakat seni dan kreativitas yang tidak diragukan.

Di antara banyak bidang, seni kriya menjadi salah satu potensi yang dimiliki Kabupaten Bantul.

Salah satunya dilakukan Anggraito, warga Botokan, Kelurahan Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul.
 
Ia mengubah bambu menjadi sebuah karya unik dan mempunyai nilai jual tinggi.

Lahir dan besar di keluarga yang kurang mampu dan tanpa gelar pendidikan tinggi, Anggraito memiliki tekad dan usaha yang gigih untuk menekuni kerajinan bambu.

Hasilnya, kini, ia bisa memberi pekerjaan kepada warga sekitar untuk membantu usahanya.

Ia merintis usaha kerajinan kayu dari bambu untuk dijadikan sangkar burung yang berkualitas dan unik.

Sepak terjang karir yang inspiratif dari Anggraito ini, terdengar hingga akhirnya Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bantul, menyempatkan berkunjung untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman di tempat Anggraito menjalankan usahanya.

Kisah sukses Anggraito merintis usaha kerajinan sangkar burung dari bambu ini, berawal Ketika ia membantu usaha sangkar burung milik orang lain.

Dari sanalah, kemudian tercetus ide untuk memiliki usaha sendiri yang memproduksi sarang burung berkualitas baik, unik dan sesuai pesanan para pelanggan.

Berbekal niat, usaha dan ilmu yang telah ia miliki sebelumya, pada tahun 1991, mulailah ia menjalani usaha sangkar burung.

Lingkungan yang mendukung ketersediaan bahan baku utama kerajinannya, bukan menjadi sebuah kendala untuk terus menjalankan usahanya.

“Bambu yang saya pakai adalah bambu tali (apus) karena memiliki kualitas yang bagus dan tahan lama. Bambu ini juga masih mudah didapat di area sendiri dan tidak perlu ke luar kota untuk mencarinya,” ungkap Anggraito.

Ia bersama para karyawannya memproduksi sangkar dengan berbagai ukuran dan model, tergantung pesanan dari para pelanggan.

Harga yang dibanderol juga bervariasi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

“Saya sekarang menerima pesanan dari para komunitas pecinta burung-burung yang mengikuti ajang perlombaan dari berbagai kota, mulai dari Jakarta, Bali dan Kalimanta,” pungkas Anggraito.

(Sumber: bantulkab.go.id)


SOLO: Pertama di Jawa Tengah, Fetoskopi Laser Ablasio Janin Kembar di RSUD Dr Moewardi Berhasil