Amerika Menhadapi Keadaan Darurat Serius setelah Populasi Burung di Sana Anjlok

Burung Hantu Salju
Sumber :
  • pixabay

Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan alasan di balik perubahan tersebut, yang banyak di antaranya dramatis, dengan populasi yang turun lebih dari 10% per tahun di beberapa wilayah. Pemanasan global dan perubahan habitat diajukan sebagai teori utama di balik pergeseran tersebut.

Melihat Masa Depan Energi Panas Bumi Indonesia: Keberlanjutan dan Tantangan Pemanfaatan

Fakta bahwa tempat yang dulunya dihuni burung, dulunya kaya sumber daya, dan lingkungannya sangat cocok, kini menjadi tempat yang paling banyak mengalami penurunan populasi, itu menunjukkan bahwa sedang terjadi perubahan mendasar pada lingkungan di sekitar.

Meskipun gambaran keseluruhannya mengkhawatirkan, para peneliti menemukan kantong-kantong stabilitas pada populasi burung dalam analisis mereka, seperti Appalachians dan pegunungan barat. Selain itu, 97% dari semua spesies burung memiliki beberapa kantong di mana populasi mereka meningkat.

Potensi Energi Panas Bumi Indonesia: Sumber Energi Terbarukan yang Terlupakan

Tim di Universitas Cornell sebelumnya telah mengembangkan metode untuk mengonversi pengamatan sains warga dalam aplikasi seperti eBird menjadi data yang dapat digunakan untuk memantau perubahan populasi dalam satu spesies. Penulis studi hanya menyertakan hasil yang telah lolos pemeriksaan keandalan yang ketat.

Informasi berskala kecil seperti inilah yang selama ini kurang tersedia di berbagai wilayah geografis dan itulah yang dibutuhkan untuk membuat keputusan konservasi yang cerdas. Produk data ini memberikan sudut pandang baru untuk mendeteksi dan mendiagnosis penurunan populasi serta menanggapinya dengan cara yang strategis, tepat dan fleksibel. Itulah yang mengubah permainan dalam konservasi.

Ekonomi Dunia dalam Bahaya: Pemanasan Global, Si Pembunuh Tak Terlihat!