Tas Berhias Gigi Anjing Berusia 4.500 Tahun yang Ditemukan di Jerman Mengungkap Praktik Pemakaman Kaum Elit Neolitikum
- archaeologymag.com/Klaus Bentele
Malang, WISATA – Ratusan gigi anjing yang ditusuk menjadi hiasan tas-tas para perempuan elite era neolitikum.
Tas-tas berhias gigi anjing yan kemungkinan sengaja dibiakkan untuk keperluan tersebut ditemukan di pemakaman perempuan kelompok tertentu.
Dilansir dari archaeologymag.com. penggalian arkeologi di dekat desa Krauschwitz, Jerman, di negara bagian Saxony-Anhalt, telah mengungkap sekilas kehidupan kuno yang luar biasa: tas-tas berhias indah, yang kemungkinan besar merupakan gendongan bayi, terkubur bersama para perempuan dari budaya 'Corded Ware' sekitar 4.500 tahun yang lalu. Penemuan ini, yang dilakukan sebelum pembangunan saluran transmisi listrik SuedOstLink, memberikan bukti baru mengenai peran ibu di kalangan elit, praktik pemakaman dan struktur sosial di Eropa Neolitikum.
Penggalian ini dilakukan oleh Kantor Negara untuk Pengelolaan Warisan dan Arkeologi Saxony-Anhalt (LDA) bekerja sama erat dengan operator sistem transmisi 50Hertz. Meliputi rute sepanjang 170 kilometer dari Wolmirstedt ke Droyßig, projek SuedOstLink melewati area yang kaya akan permukiman dan pemakaman kuno. Secara keseluruhan, para arkeolog telah mendokumentasikan banyak fitur prasejarah, termasuk 15 gundukan pemakaman Baalberge dari Neolitikum Tengah dan 15 makam Tembikar Tali di dalam koridor jalur kabel listrik.
Di antara temuan paling signifikan adalah tiga pemakaman Corded Ware dengan tas-tas berhias indah yang terbuat dari bahan organik yang telah lama membusuk. Namun, yang tersisa adalah ratusan gigi anjing yang ditusuk, yang dulunya dijahit ke tas-tas tersebut dalam barisan yang rumit dan saling tumpang tindih. Tas-tas itu sendiri berukuran panjang sekitar 30 sentimeter dan tinggi 20 sentimeter, membutuhkan sekitar 350 gigi untuk menyelesaikannya. Gigi-gigi itu berasal dari ras anjing berukuran sedang, tidak berbeda dengan Small Münsterländer modern, yang menurut para peneliti sengaja dibiakkan dan dikorbankan pada usia muda untuk menghasilkan ornamen yang mewah.
"Gigi yang tertusuk dijahit seperti genteng di bagian depan kantong," kata para arkeolog di LDA. Kantong-kantong tersebut dikenakan di bagian depan tubuh, biasanya digantungkan pada ikat pinggang lebar yang juga dihiasi gigi serigala. Di antara penemuan menarik tersebut terdapat beberapa kantong berisi sisa-sisa bayi atau janin di dalamnya, yang menunjukkan bahwa kantong-kantong tersebut mungkin pernah digunakan sebagai gendongan bayi yang bergengsi. Pakaian pelindung, termasuk selendang selebar 20 sentimeter yang disulam dengan payet dan dilapisi geraham anjing, juga menjadi bukti praktik pengasuhan anak yang maju di kalangan elit Neolitikum.
Menurut LDA, tas-tas indah tersebut ditemukan di sekitar 20% pemakaman perempuan yang dianalisis hingga saat ini. Hal ini, ditambah dengan sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya, memperkuat dugaan bahwa kantong-kantong tersebut merupakan barang-barang yang sangat pribadi dan hanya diperuntukkan bagi kelompok elit. Menariknya, sebuah pemakaman di Nessa, hanya 1,7 kilometer dari Krauschwitz, berisi seorang perempuan yang dikuburkan dengan kantong serupa dan jenazah janin, yang kembali memperkuat kaitan benda-benda ini dengan identitas keibuan kaum elit.