Amerika Menhadapi Keadaan Darurat Serius setelah Populasi Burung di Sana Anjlok

Burung Hantu Salju
Sumber :
  • pixabay

Malang, WISATA – Penelitian yang menggunakan data warga menemukan tiga perempat dari hampir 500 spesies burung mengalami penurunan, dengan tren paling tajam terjadi di wilayah tempat mereka pernah berkembang biak.

Fosil Archaeopteryx Ditemukan dengan Jaringan Lunak yang Diawetkan Membuktikan Darwin Benar selama Ini

Jumlah burung yang menurun di Amerika Utara memicu kekhawatiran akan krisis ekologi. Penelitian yang menggunakan data warga menemukan tiga perempat dari hampir 500 spesies mengalami penurunan, dengan tren paling tajam di area tempat mereka pernah berkembang biak

Populasi burung di seluruh Amerika Utara menurun paling cepat di area tempat mereka paling banyak, menurut penelitian baru, yang memicu kekhawatiran akan keruntuhan ekologi di area yang sebelumnya dilindungi.

5 Cara Melindungi Bibit Tanaman dari Burung dan Cara Terbaik Menghentikan Burung Mematuknya

Analisis terhadap hampir 500 spesies burung di Amerika Utara menemukan bahwa tiga perempat populasi mengalami penurunan di seluruh wilayah jelajahnya, dengan dua pertiga dari total populasi mengalami penurunan yang signifikan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa bekas benteng bagi spesies burung tidak lagi aman, khususnya di padang rumput, dataran kering dan Arktik.

Berang-berang yang Hampir Punah Kembali Muncul dalam Sejarah dan Membantu Alam Pulih, sungguh Menakjubkan

Penelitian ini, bertujuan untuk memahami dengan resolusi spasial yang lebih baik di mana burung mengalami penurunan dan di mana mereka mungkin meningkat. 

Temuan ekologi utama adalah bahwa lokasi tempat spesies ini berkembang pesat di masa lalu, tempat lingkungannya sangat cocok untuk burung, kini menjadi tempat di mana mereka paling menderita.

Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menjelaskan alasan di balik perubahan tersebut, yang banyak di antaranya dramatis, dengan populasi yang turun lebih dari 10% per tahun di beberapa wilayah. Pemanasan global dan perubahan habitat diajukan sebagai teori utama di balik pergeseran tersebut.

Fakta bahwa tempat yang dulunya dihuni burung, dulunya kaya sumber daya, dan lingkungannya sangat cocok, kini menjadi tempat yang paling banyak mengalami penurunan populasi, itu menunjukkan bahwa sedang terjadi perubahan mendasar pada lingkungan di sekitar.

Meskipun gambaran keseluruhannya mengkhawatirkan, para peneliti menemukan kantong-kantong stabilitas pada populasi burung dalam analisis mereka, seperti Appalachians dan pegunungan barat. Selain itu, 97% dari semua spesies burung memiliki beberapa kantong di mana populasi mereka meningkat.

Tim di Universitas Cornell sebelumnya telah mengembangkan metode untuk mengonversi pengamatan sains warga dalam aplikasi seperti eBird menjadi data yang dapat digunakan untuk memantau perubahan populasi dalam satu spesies. Penulis studi hanya menyertakan hasil yang telah lolos pemeriksaan keandalan yang ketat.

Informasi berskala kecil seperti inilah yang selama ini kurang tersedia di berbagai wilayah geografis dan itulah yang dibutuhkan untuk membuat keputusan konservasi yang cerdas. Produk data ini memberikan sudut pandang baru untuk mendeteksi dan mendiagnosis penurunan populasi serta menanggapinya dengan cara yang strategis, tepat dan fleksibel. Itulah yang mengubah permainan dalam konservasi