Politik dan Sofisme: Ketika Kebenaran Dapat Dibelokkan Demi Kekuasaan

Sofisme dalam Politik Kontemporer
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Penggunaan retorika populis yang terinspirasi oleh teknik sofisme membawa implikasi besar terhadap demokrasi di seluruh dunia. Meskipun strategi ini dapat meningkatkan partisipasi politik dengan menyederhanakan pesan, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan:

  • Polarisasi Sosial: Narasi yang menekankan perpecahan antara "rakyat" dan "elit" dapat memperdalam jurang pemisahan di masyarakat, yang pada akhirnya mengganggu stabilitas sosial.
  • Disinformasi dan Hoaks: Penyederhanaan informasi sering kali mengakibatkan penyebaran disinformasi, yang dapat menyesatkan pemilih dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi demokratis.
  • Erosi Kualitas Debat Publik: Fokus pada retorika emosional dan pengulangan slogan dapat mengurangi kualitas diskursus politik, membuat debat publik semakin dangkal dan kurang berdasarkan pada fakta yang valid.
Plato: “Orang bodoh berbicara karena harus bicara; orang bijak berbicara karena ada sesuatu untuk dikatakan.”

Dalam konteks ini, peningkatan literasi digital dan pengawasan terhadap penyebaran informasi menjadi kunci untuk menjaga integritas demokrasi. Organisasi seperti Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan lembaga fact-checking telah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memverifikasi kebenaran berita sebelum mengambil sikap politik.

Upaya Meningkatkan Literasi Politik dan Etika Komunikasi

Dampak Besar Tanpa Megawati: Kerugian Komersial dan Penurunan Interaksi Digital di KOVO dan Red Sparks

Untuk menghadapi tantangan retorika populis yang dimanipulasi demi kekuasaan, beberapa langkah strategis dapat diambil:

1.     Pendidikan Literasi Digital
Masyarakat perlu mendapatkan pendidikan yang mendalam tentang cara kerja media digital, cara memverifikasi informasi, dan bagaimana mengidentifikasi disinformasi. Program literasi digital yang melibatkan sekolah, universitas, dan organisasi non-pemerintah dapat membantu meningkatkan kesadaran kritis di kalangan pemilih.

Berbicaralah agar Aku Bisa Melihat Siapa Dirimu: Menyelami Makna Filosofis dari Kutipan Socrates

2.     Transparansi dalam Kampanye Politik
Politisi dan partai politik harus menjunjung tinggi prinsip transparansi dan kejujuran dalam menyampaikan informasi. Pengungkapan dana kampanye, sumber informasi, dan mekanisme pengambilan keputusan dapat membantu membangun kepercayaan publik dan mengurangi potensi manipulasi.

Halaman Selanjutnya
img_title