Politik dan Sofisme: Ketika Kebenaran Dapat Dibelokkan Demi Kekuasaan

Sofisme dalam Politik Kontemporer
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Donald Trump dan Kampanye Populis di Amerika Serikat

25 Kutipan Terbaik Plato yang Diambil dari Phaedrus dan Keindahan Jiwa

Donald Trump merupakan salah satu figur politik modern yang sangat dipengaruhi oleh retorika populis. Kampanye politiknya pada tahun 2016 mengandalkan pesan-pesan yang kuat dan emosional, meskipun sering kali disertai dengan klaim-klaim yang tidak didukung oleh data valid. Retorika Trump, yang mengusung slogan "Make America Great Again," berhasil membangun narasi bahwa rakyat biasa sedang dikhianati oleh elite korup, meskipun analisis data menunjukkan kompleksitas isu yang lebih mendalam.

Menurut Reuters Institute Digital News Report (2024), penggunaan media digital dalam kampanye politik di Amerika Serikat telah meningkatkan penetrasi pesan populis, dengan 70% pengguna internet melaporkan bahwa media sosial mempengaruhi pandangan politik mereka. Teknik ini, yang mengadaptasi prinsip sofisme, menunjukkan bagaimana retorika dapat digunakan untuk menggoyahkan persepsi tentang kebenaran demi mendapatkan kekuasaan.

Socrates: “Orang yang Berpikir Dia Tahu Segalanya Sebenarnya Paling Tidak Tahu” — Peringatan Keras bagi Era Digital

Narendra Modi dan Strategi Komunikasi Populis di India

Di India, Perdana Menteri Narendra Modi menggunakan retorika populis yang juga mengakar dari ajaran sofisme untuk membangun dukungan. Modi mengusung slogan "Sabka Saath, Sabka Vikas" yang mengandung elemen nasionalisme dan inklusivitas, meskipun kebijakan-kebijakan tertentu telah menuai kontroversi di kalangan masyarakat minoritas.

Logika yang Membumi: Belajar Berpikir Jernih dari Madilog

Strategi Modi melibatkan penggunaan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan yang dirancang agar mudah dipahami oleh rakyat. Platform digital memungkinkan narasi populis yang sederhana namun kuat untuk dengan cepat menyebar ke seluruh penjuru negeri. Data dari We Are Social (2024) menunjukkan bahwa sekitar 68% pengguna media digital di India mendapatkan berita politik mereka melalui platform seperti Facebook dan Twitter, yang mana pesan-pesan populis sering kali mendominasi ruang digital.

Implikasi Retorika Populis bagi Demokrasi Global

Halaman Selanjutnya
img_title