Ketika Pajak Membebani: Relevansi Mukadimah Ibnu Khaldun di Era Modern

Mukadimah Karya Ibnu Khaldun
Sumber :
  • Cuplikan layar

Pemikiran Ibnu Khaldun menekankan pentingnya keseimbangan dalam kebijakan pajak. Ia percaya bahwa negara yang bijaksana adalah negara yang mampu menyeimbangkan antara kebutuhan pendapatan negara dan kemampuan rakyat untuk membayar pajak. Dalam konteks modern, ini berarti menerapkan kebijakan pajak yang:

Pajak yang Adil untuk Semua: Apa Kata Ibnu Khaldun?

1.     Bersifat Progresif: Pajak lebih tinggi untuk kelompok berpenghasilan besar dan lebih rendah untuk kelompok berpenghasilan kecil.

2.     Transparan: Pemerintah harus menjelaskan bagaimana pajak digunakan untuk kepentingan publik.

Gaya Hidup Pejabat vs Beban Pajak Rakyat: Refleksi Pemikiran Ibnu Khaldun

3.     Melindungi Usaha Kecil: Memberikan insentif atau pengurangan pajak bagi usaha kecil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Relevansi di Era Modern

Refleksi Ibnu Khaldun: Kenaikan PPN 12% dan Risiko Ketidakadilan Pajak di Indonesia

Pandangan Ibnu Khaldun memberikan pelajaran penting bagi para pembuat kebijakan modern. Di tengah globalisasi dan kompleksitas ekonomi saat ini, menjaga keseimbangan antara pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat adalah tantangan besar. Negara-negara yang berhasil menerapkan kebijakan pajak yang adil dan efisien cenderung memiliki ekonomi yang stabil dan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi.

Sebaliknya, negara-negara dengan kebijakan pajak yang berat sebelah sering kali menghadapi gejolak ekonomi dan sosial. Contohnya adalah Sri Lanka, yang pada 2022 mengalami krisis ekonomi akibat beban utang dan kebijakan fiskal yang tidak efektif, termasuk pajak tinggi yang membebani masyarakat.

Halaman Selanjutnya
img_title