Jangan Sering Curhat dengan AI!, Ini Efek Psikologi, Sosial, dan Teknologi, yang Ditimbulkan

Curhat Lewat Chat AI
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Misalnya, seorang remaja yang lebih memilih berbicara dengan AI daripada berkumpul dengan teman-temannya. Awalnya mungkin terlihat seperti solusi yang aman—tidak ada drama, tidak ada konflik. Namun, lama-kelamaan, ini bisa mengurangi kemampuan komunikasi interpersonal mereka. Mereka kehilangan kesempatan untuk belajar tentang empati, kompromi, atau bahkan sekadar memahami nuansa emosi orang lain.

Komputasi Kuantum dan AI: Teknologi yang Dapat Mengubah Arah Pertahanan Militer Dunia

Ketimpangan sosial juga bisa muncul karena tidak semua orang memiliki akses yang sama ke teknologi ini. Bagi mereka yang hidup di daerah terpencil atau dengan keterbatasan ekonomi, AI mungkin terasa seperti kemewahan yang sulit dijangkau. Akibatnya, ketergantungan pada AI hanya akan memperlebar jurang digital antara mereka yang memiliki akses dan yang tidak.

Selain itu, ada juga risiko perubahan nilai budaya. AI dirancang dengan algoritma dan data yang sering kali berasal dari perspektif global. Hal ini bisa memengaruhi cara pandang seseorang terhadap nilai-nilai lokal yang selama ini dipegang teguh. Misalnya, dalam budaya tertentu, masalah keluarga atau pribadi seharusnya dibicarakan dengan orang tua atau tokoh masyarakat. Namun, dengan hadirnya AI, pola ini perlahan-lahan bisa berubah.

"Free Guy": Kisah Unik NPC yang Menyadari Dirinya Hidup di Dunia Virtual

Risiko Teknologi: Keamanan dan Bias Data

Di balik layar, AI beroperasi dengan mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis data. Ketika seseorang curhat pada AI, mereka mungkin merasa percakapan tersebut bersifat pribadi. Namun, kenyataannya, data ini sering kali disimpan untuk keperluan pengembangan teknologi. Ini membuka peluang terjadinya pelanggaran privasi.

Mengupas Teknologi Canggih di Spider-Man: Far From Home, dari AI hingga Drone Otonom

Bayangkan jika percakapan pribadi Anda dengan AI diretas atau digunakan tanpa izin. Informasi sensitif seperti masalah pribadi, pandangan politik, atau bahkan kebiasaan sehari-hari bisa dieksploitasi. Risiko ini semakin nyata di era di mana keamanan data menjadi isu global yang belum sepenuhnya terpecahkan.

Selain itu, algoritma AI tidak sepenuhnya bebas dari bias. Data yang digunakan untuk melatih AI sering kali mencerminkan perspektif tertentu, yang bisa jadi tidak relevan atau bahkan berbahaya bagi pengguna dari latar belakang budaya yang berbeda. Ini bisa memengaruhi akurasi informasi yang diberikan dan menimbulkan kesalahpahaman.

Halaman Selanjutnya
img_title