Menurut Badan Informasi Geospasial Ada Temuan 63 Pulau Baru di Indonesia
- IG/aksaralabidn
Jakarta, WISATA – Sebuah temuan penting diumumkan pihak Badan Informasi Geospasial (BIG) pada sebuah acara diskusi di Jakarta. Melalui Kepala BIG Muh Aris Marfai terungkap bahwa saat ini terdapat 63 pulau baru yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Penambahan jumlah pulau ini terungkap dari hasil pengkajian terbaru di lapangan oleh para peneliti BIG bersama kementerian teknis terkait dan pemerintah daerah dengan memanfaatkan teknologi, seperti Lidar dan citra satelit.
Pulau-pulau baru tadi tersebar di sekitar Kepulauan Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Kalimantan Barat. Awalnya, pulau-pulau tersebut berada di kawasan terluar sehingga tidak terdeteksi karena kondisi geografis yang terisolasi. Melalui penemuan tersebut, Kepala BIG berujar, secara keseluruhan jumlah pulau yang telah dinamai dan memiliki koordinat resmi di Indonesia mencapai 17.380 pulau pada tahun 2024.
Angka jumlah pulau tersebut meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan data BIG diketahui bahwa pada 2023, bangsa Indonesia tercatat memiliki 17.374 pulau dari sebelumnya saat 2022 tercatat 17.024 pulau, dan pada 2020 tercatat 16.771 pulau. Terungkapnya puluhan pulau baru Indonesia yang terinventarisasi tersebut sudah memenuhi 4 syarat utama untuk dikategorikan sebagai pulau sesuai dengan amanah undang-undang dan peraturan pemerintah terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang.
Penambahan jumlah pulau ini menjadi pencapaian besar bagi Indonesia, khususnya dalam pengelolaan data geospasial yang bermanfaat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam. Ini dilakukan demi kepentingan masyarakat dan mencegah ancaman gangguan klaim kewilayahan dari pihak eksternal.
Temuan pulau-pulau baru tadi menjadi salah satu pencapaian BIG di 2024 setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan pemetaan geospasial. Ini dapat digunakan untuk mencapai target Indonesia mencapai kondisi seimbang antara penyerapan dan produksi emisi atau net zero emission pada 2060 serta langkah mitigasi perubahan iklim.
Kepala BIG menyebut permintaan akan 1 data geospasial yang dikeluarkan BIG sangatlah banyak dan digunakan dalam beragam sektor. Seperti diketahui, data geospasial telah dijadikan pendukung dan pelengkap beragam data sektoral yang dikeluarkan kementerian dan lembaga lain, termasuk data-data terkait penanganan perubahan iklim.
Seperti misalnya dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang telah menerapkan integrasi data dari BIG dengan data kehutanan untuk mencapai target iklim secara khusus di sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU).