Begini Tanggapan Media dan Pengusaha China atas Kunjungan Presiden Prabowo

Kerjasama Indonesia-RRT untuk Ekonomi Berkelanjutan
Sumber :
  • Kemenko Perekonomian

Jakarta, WISATA - Kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok mendapatkan sambutan positif dari berbagai media dan pengusaha di Tiongkok. Banyak analis melihat ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan bilateral, terutama di sektor ekonomi, energi hijau, dan teknologi digital. Menurut South China Morning Post (SCMP), Prabowo bertemu dengan pemimpin Tiongkok termasuk Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang, di mana mereka menandatangani kesepakatan bernilai sekitar $10 miliar. Kesepakatan tersebut berfokus pada berbagai bidang, seperti teknologi energi terbarukan, infrastruktur, dan pembangunan kendaraan listrik, yang diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi dan lingkungan di Indonesia.

Mana Lebih Merugikan Secara Ekonomi dan Ekologi: Ekspor Pasir Laut atau Sedimen Laut?

Media Tiongkok lainnya, seperti Global Times, menyebut kunjungan ini sebagai momentum penting untuk membangun "komunitas masa depan bersama" antara kedua negara, di mana Indonesia dan Tiongkok bisa saling mendukung untuk kemajuan ekonomi. Prabowo juga menekankan pada sektor infrastruktur, termasuk pengembangan Taman Industri Kalimantan Utara yang didukung Tiongkok, sebagai bentuk investasi yang inklusif serta mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kunjungan ini pun dilihat sebagai sinyal dukungan Prabowo terhadap inisiatif Belt and Road yang dipelopori oleh Tiongkok.

Dalam aspek sosial, Tiongkok juga menunjukkan dukungan terhadap program-program kesejahteraan di Indonesia. Contohnya, Prabowo mengungkapkan keinginannya untuk belajar dari Tiongkok dalam mengatasi kemiskinan, terutama melalui program penyediaan makanan bergizi bagi masyarakat tidak mampu di Indonesia. Pemerintah Tiongkok berjanji untuk memberikan dukungan finansial dalam program ini sebagai bagian dari kemitraan ekonomi yang strategis antara kedua negara.

Inisiatif Kendaraan Listrik, Langkah Besar Menuju Ekonomi Berkelanjutan di Indonesia

Namun, beberapa isu sensitif, seperti sengketa di Laut Natuna yang terkait dengan klaim Tiongkok di Laut China Selatan, tidak dibahas secara mendalam dalam pertemuan tersebut. Tiongkok dan Indonesia memang menandatangani nota kesepahaman terkait pengembangan perikanan serta eksplorasi minyak dan gas di kawasan tersebut, tetapi perjanjian ini masih menyisakan kekhawatiran bagi pihak yang khawatir akan implikasi terhadap kedaulatan Indonesia.

Dari perspektif pengusaha, kunjungan Prabowo ini dianggap sebagai peluang untuk memperdalam kerjasama di sektor perdagangan, khususnya di bidang ekspor-impor yang melibatkan komoditas utama dari Indonesia ke Tiongkok. Selain itu, pihak Tiongkok tertarik pada potensi sumber daya alam Indonesia, terutama dalam sektor mineral untuk produksi baterai kendaraan listrik yang sejalan dengan agenda global energi hijau. Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai selama kunjungan ini diharapkan akan meningkatkan investasi di sektor pertambangan dan energi yang lebih ramah lingkungan.

Indonesia dan Kanada Tingkatkan Kerja Sama Teknologi Bersih Menuju Emisi Nol

Meski begitu, tantangan dalam kerja sama ini tetap ada, termasuk isu lingkungan dan keberlanjutan. Pengamat menilai bahwa Indonesia harus memastikan bahwa investasi Tiongkok tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Terutama dalam proyek pertambangan nikel dan pembangunan infrastruktur yang besar, dampak sosial dan ekologis dari investasi ini menjadi perhatian bagi kalangan pemerhati lingkungan.

Dengan berbagai kesepakatan dan peluang investasi yang tercipta, kunjungan Prabowo ke Tiongkok dianggap sebagai awal yang positif untuk menguatkan hubungan bilateral. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sambil menjaga kepentingan nasionalnya di tengah dinamika geopolitik regional.