Peringatan 2 November: Mengenang Konferensi Meja Bundar (KMB) untuk Kedaulatan Indonesia
- museum.kemdikbud.go.id
Malang, WISATA – Pasca proklamasi, Belanda masih enggan mengakui kemerdekaan Indonesia. Dua kali Agresi Militer dilancarkan oleh Belanda untuk menguasai kembali wilayah Indonesia, tetapi perlawanan yang kuat dari rakyat Indonesia dan dukungan internasional mendorong mereka ke meja perundingan. Setelah beberapa perjanjian sebelumnya seperti Linggarjati (1947) dan Renville (1948) yang belum tuntas, Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan untuk mempertemukan pandangan kedua belah pihak secara formal.
KMB adalah pertemuan bersejarah antara pemerintah Belanda dan perwakilan Republik Indonesia yang berlangsung dari 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Konferensi ini bertujuan menyelesaikan konflik antara kedua pihak setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dan menjadi langkah penting menuju pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda.
Konferensi ini dihadiri oleh beberapa delegasi, yaitu:
- Delegasi Indonesia, dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
- Delegasi Belanda, dipimpin oleh J.H. van Maarseveen.
- Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg), yaitu perwakilan negara-negara bagian yang dibentuk Belanda di Indonesia sebagai upaya federalisasi wilayah.
- Komisi PBB untuk Indonesia (UNCI), yang berperan sebagai penengah dalam perundingan.