Dampak Ekonomi Global: Akankah Indonesia Terjerumus dalam Krisis dan Kekacauan Politik?

Serangan Roket Israel ke Palestina
Sumber :
  • viva.co.id

Di sisi lain, utang pemerintah yang terus membengkak menjadi tantangan serius bagi stabilitas ekonomi jangka panjang. Menurut beberapa analis, beban utang yang tinggi ini bisa membatasi kemampuan pemerintah untuk merespons krisis ekonomi. Dengan ruang fiskal yang semakin sempit, pilihan untuk melakukan stimulus fiskal guna mendorong pemulihan ekonomi menjadi semakin terbatas. Hal ini tentunya memperburuk situasi dan bisa memicu keresahan di kalangan masyarakat.

Bergabung dengan BRICS: Siapkah Indonesia Hadapi Ketegangan dengan Barat?

Ketidakstabilan Politik: Ancaman Nyata?

Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, ancaman ketidakstabilan politik di Indonesia semakin nyata. Sejarah menunjukkan bahwa ketidakpuasan ekonomi sering kali menjadi pemicu utama gejolak politik. Inflasi yang tinggi, ketidakmampuan pemerintah mengatasi masalah ekonomi, serta tekanan utang yang besar bisa memicu protes sosial yang meluas.

BRICS atau G7, Siapa yang Menawarkan Masa Depan Ekonomi Lebih Cerah untuk Indonesia?

Kondisi ini bisa semakin memanas menjelang pemilu kepala daerah, di mana kekuatan politik yang ada akan berusaha memanfaatkan ketidakpuasan publik untuk keuntungan elektoral. Ketidakstabilan politik yang muncul dari krisis ekonomi bisa mengganggu proses pemulihan dan menambah ketidakpastian bagi investor, baik domestik maupun asing. Hal ini tentu saja akan berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Prospek ke Depan: Apa yang Bisa Dilakukan?

Menunggu "Wow", Pasca Pelantikan Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Mungkinkah?

Untuk mencegah terjadinya krisis ekonomi yang lebih dalam, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah yang proaktif dan tepat sasaran. Pengelolaan utang yang lebih baik, peningkatan efisiensi fiskal, serta kebijakan yang mendukung stabilitas harga energi menjadi beberapa langkah yang perlu segera diambil. Di sisi lain, pemerintah juga harus memastikan bahwa kebijakan proteksionisme global, seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa, tidak merugikan daya saing produk ekspor Indonesia.

Lebih jauh lagi, reformasi struktural yang mendukung pengembangan sektor-sektor produktif, terutama di bidang teknologi hijau dan manufaktur, bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga stabilitas ekonomi. Dalam konteks global yang semakin kompleks, Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan antara kebijakan domestik dan keterlibatannya dalam dinamika perdagangan internasional.

Halaman Selanjutnya
img_title