Apakah AI Menyebabkan Krisis Energi? Begini Cara AI Bisa Jadi Solusi untuk Transisi Energi Hijau

AI dan Energi
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Kecerdasan buatan (AI) membawa banyak manfaat dalam berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga energi. Namun, di balik keunggulan tersebut, AI juga menimbulkan kekhawatiran terkait dengan dampaknya terhadap konsumsi energi dan emisi karbon. Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dalam bagaimana AI dapat berkontribusi terhadap peningkatan konsumsi energi global dan bagaimana teknologi ini juga bisa digunakan untuk mempercepat transisi energi hijau.

Apakah AI Akan Ambil Alih Dunia Kerja Manusia?, Ini Penjelasan Adhiguna, Pakar di Swiss German University

Peningkatan Konsumsi Energi dari AI

Sistem AI yang lebih kompleks, terutama yang digunakan dalam model AI generatif seperti ChatGPT, memerlukan daya komputasi yang signifikan. Setiap kali kita menggunakan ChatGPT, permintaan energi meningkat, terutama jika dibandingkan dengan pencarian biasa di Google. Penggunaan energi ini tidak hanya berasal dari pengguna akhir, tetapi juga dari pusat data yang menjalankan model AI secara terus menerus.

Jensen Huang: Indonesia Berpotensi Menjadi Pemain Utama dalam Revolusi AI

Menurut laporan, pusat data yang mendukung AI generatif menggunakan sekitar 33 kali lebih banyak energi dibandingkan perangkat lunak tugas spesifik lainnya. Hal ini tentu saja menimbulkan tekanan besar terhadap jaringan listrik global. Selain itu, Microsoft dan Google melaporkan peningkatan emisi karbon akibat perluasan pusat data untuk mendukung operasi AI. Misalnya, emisi Microsoft naik hampir 30% sejak 2020, dan Google mencatat kenaikan emisi hingga 50% dari 2019 hingga 2023.

Bagaimana AI Dapat Membantu Transisi Energi Hijau?

Jensen Huang: AI Tidak Menggantikan Manusia, tetapi Memperkuat Inovasi

Meskipun AI memerlukan banyak energi, teknologi ini juga memiliki potensi besar untuk mendukung transisi energi hijau. Misalnya, AI dapat digunakan untuk memprediksi produksi energi terbarukan dengan menganalisis data cuaca dan tren konsumsi energi. Hal ini dapat membantu mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan dan mencegah ketidakstabilan jaringan.

Selain itu, AI dapat membantu mengurangi emisi global hingga 5-10% pada tahun 2030, dengan memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi di berbagai sektor seperti manufaktur, pertanian, dan bangunan. Dalam bidang pertanian, misalnya, sensor dan citra satelit yang didukung AI dapat memprediksi hasil panen dan mengelola sumber daya dengan lebih baik, sehingga mengurangi limbah dan penggunaan energi yang tidak efisien.

Halaman Selanjutnya
img_title