Hadapi Bonus Demografi dan Tantangan Buruh Muda: SARBUMUSI Desak Aksi Konkret Prabowo-Gibran

Menaker Ida Fauziah di 69 Tahun K-Sarbumusi
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Indonesia tengah berada di puncak bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan usia non-produktif. Menurut proyeksi BPS, puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2032, dan SARBUMUSI melihat ini sebagai tantangan besar, terutama untuk para pekerja muda yang kini menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi. Pada peringatan Harlah ke-69, SARBUMUSI menyerukan pemerintah Prabowo-Gibran untuk lebih fokus pada isu-isu tenaga kerja muda dan mempersiapkan mereka dengan keterampilan yang relevan untuk masa depan.

Laporan Analitis: Mengapa Serikat Pekerja, Belum Bisa Jadi Lokomotif Kesejahteraan Buruh di Indonesia

Pengangguran Tenaga Kerja Muda: Potret Krisis yang Harus Segera Ditangani

Data dari Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka di kalangan pemuda mencapai 17%, angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengangguran umum. Banyak pemuda yang terjebak dalam pekerjaan informal atau pekerjaan dengan gaji rendah, tanpa jaminan sosial. Irham Ali Saifuddin menekankan pentingnya skema penyiapan kecakapan untuk tenaga kerja muda sebagai bagian dari strategi pengoptimalan bonus demografi. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan kuantitas tenaga kerja. Kualitaslah yang akan menentukan masa depan bangsa,” tegasnya.

Ketua Umum KSPSI Serukan Perlawanan terhadap Impor Ilegal: Aktualisasi Trisakti Bung Karno di Era Globalisasi

Pelatihan Vokasional: Jembatan Menuju Lapangan Kerja yang Inklusif

SARBUMUSI menekankan pentingnya penguatan lembaga pelatihan vokasional yang adaptif terhadap kebutuhan dunia industri dan pasar kerja. Menurut data BPS, hanya 30% lulusan sekolah menengah yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. SARBUMUSI menyerukan sinergi antara lembaga pendidikan vokasional dan dunia usaha agar tercipta lapangan kerja yang inklusif.

Belajar dari Korea Selatan dan Jepang: Bagaimana Budaya Bisa Menjadi Alat Penetrasi Pasar Global

Pemerintah Prabowo-Gibran juga didesak untuk memberikan akses yang lebih luas terhadap pelatihan keterampilan, terutama di daerah-daerah dengan tingkat pengangguran tinggi. “Kita butuh kebijakan yang menjembatani kesenjangan keterampilan di dunia kerja, khususnya di sektor informal yang saat ini mendominasi ekonomi kita,” ujar Irham Ali Saifuddin.

Pengentasan Pengangguran Muda: Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Halaman Selanjutnya
img_title