Tekanan Ekonomi Kelas Menengah Indonesia: Ketergantungan pada Tabungan di Tahun Politik 2024

Tekanan Ekonomi Kelas Menengah Indonesia
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Kondisi ekonomi Indonesia pasca Pemilu 2024 terus menjadi perhatian, khususnya bagi kelas menengah. Kelas ini merupakan salah satu segmen masyarakat yang paling terdampak oleh fluktuasi ekonomi global dan domestik. Dengan harga bahan pokok yang masih tinggi dan ketidakpastian pasar global, banyak rumah tangga kelas menengah kini lebih banyak mengandalkan tabungan mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini sangat relevan, mengingat tahun 2024 bukan hanya tahun Pemilu, tetapi juga tahun Pilkada yang akan berlangsung di bulan November.

Apa yang Harus Diketahui Investor Asing di Sektor Teknologi dan Manufaktur?

Inflasi dan Ketidakpastian Ekonomi: Tantangan Kelas Menengah Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan di Indonesia pada bulan Agustus 2024 tercatat sebesar 3,18%(Badan Pusat Statistik Indonesia). Meskipun lebih rendah dari angka tahun sebelumnya, kenaikan harga di sektor transportasi dan energi tetap menjadi faktor utama yang menekan daya beli masyarakat kelas menengah. Kenaikan harga bahan bakar dan tarif transportasi umum, yang inflasinya mencapai 13,1% pada Agustus 2024(Badan Pusat Statistik Indonesia), menjadi salah satu beban utama bagi mereka yang mengandalkan mobilitas dalam kehidupan sehari-hari.

Meningkatnya biaya hidup, sementara pendapatan riil tidak mengalami kenaikan signifikan, memaksa banyak orang untuk bergantung pada tabungan mereka. Menurut survei dari Bank Indonesia, lebih dari 70% rumah tangga kelas menengah kini menggunakan tabungannya untuk membayar kebutuhan sehari-hari, menunjukkan lemahnya daya beli yang terus berlanjut.

Impor Murah Mengguncang Industri Manufaktur, PMI Indonesia Kembali Terjun Bebas pada Agustus 2024PMI

Kondisi Pascapemilu: Pengaruh Ekonomi terhadap Stabilitas Politik Setelah melewati Pemilu Presiden dan Legislatif 2024, fokus kini bergeser ke Pilkada pada November 2024. Dalam konteks ini, ekonomi kelas menengah menjadi isu yang sangat strategis. Mereka adalah kelompok yang terdidik dan memiliki akses yang baik terhadap informasi, sehingga cenderung lebih kritis terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. Jika ketidakpuasan terhadap situasi ekonomi meningkat, hal ini bisa berpengaruh pada stabilitas politik, khususnya dalam Pilkada yang akan datang.

Langkah Antisipatif: Solusi bagi Kelas Menengah Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu memperkuat kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat, terutama kelas menengah. Kebijakan fiskal yang lebih adil, pengendalian harga energi, serta dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi penggerak ekonomi kelas menengah, sangat diperlukan. Jika tidak, ketergantungan pada tabungan pribadi hanya akan memperburuk kondisi ekonomi rumah tangga di Indonesia.

PMI Manufaktur Indonesia Anjlok Lagi, Industri Kian Terpuruk di Tengah Gempuran Impor Murah

Meskipun inflasi mulai menurun, tekanan terhadap ekonomi kelas menengah masih kuat. Ketergantungan pada tabungan pribadi untuk memenuhi kebutuhan harian merupakan tanda bahwa daya beli masih lemah. Dengan Pilkada yang semakin dekat, ketidakpuasan kelas menengah terhadap ekonomi bisa berdampak signifikan pada dinamika politik nasional.