YOLO, FOMO, FOPO: Gaya Hidup Instan yang Merusak Masa Depan Generasi Muda

Gaya Hidup YOLO, FOMO dan FOPO
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

FOPO: Ketakutan Terhadap Penilaian Sosial

Siapa yang Bertanggung Jawab atas Maraknya Tren YOLO, FOMO, dan FOPO di Indonesia?

FOPO (Fear of Other People's Opinion) merupakan manifestasi kecemasan sosial di era digital. Generasi muda merasa tertekan untuk selalu terlihat baik di mata orang lain, yang sering kali berujung pada keputusan yang tidak didasarkan pada keinginan pribadi, melainkan untuk memenuhi ekspektasi sosial.

Studi dari Harvard Business Review menunjukkan bahwa 82% anak muda lebih khawatir tentang bagaimana mereka dilihat oleh orang lain daripada fokus pada pengembangan diri. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan mental yang lebih dalam, seperti rendahnya kepercayaan diri, kecemasan, dan depresi.

Pengaruh YOLO, FOMO, dan FOPO Terhadap Generasi Muda di Indonesia

Dampak Jangka Panjang: Masa Depan yang Terancam

Ketiga tren ini bersama-sama mendorong perilaku yang berfokus pada kepuasan instan dan penampilan sosial, bukan pada pertumbuhan pribadi atau perencanaan jangka panjang. Dalam jangka panjang, gaya hidup ini dapat menghambat generasi muda dalam mencapai stabilitas finansial, karier, dan hubungan yang sehat.

Seberapa Parah Generasi Milenial dan Gen Z Tertipu oleh YOLO, FOMO, dan FOPO?

World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa tingkat kecemasan dan depresi di kalangan generasi muda meningkat sekitar 28% dalam dekade terakhir, dan sebagian besar dikaitkan dengan tekanan sosial yang dihasilkan oleh media sosial.

YOLO, FOMO, dan FOPO adalah gaya hidup instan yang mungkin tampak menarik di permukaan, tetapi dampaknya terhadap masa depan generasi muda sangat serius. Edukasi tentang pentingnya keseimbangan, perencanaan keuangan, dan kesehatan mental harus menjadi prioritas agar generasi muda dapat menghadapi masa depan dengan lebih baik.