Tentara Siber China, peretas China, serangan siber global, keamanan siber, spionase siber, Advanced

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - China dikenal memiliki salah satu sistem sensor internet paling ketat di dunia, yang biasa disebut sebagai "Tembok Api Besar" (Great Firewall). Namun, di balik kontrol internal yang kuat ini, China juga membangun kemampuan keamanan siber yang canggih dan sangat memengaruhi kebijakan global. Strategi keamanan siber China telah mengubah cara negara-negara lain dalam menghadapi ancaman digital dan telah menjadi bagian integral dari politik global.

Menanti Langkah Indonesia: Bergabung dengan BRICS atau Tetap Bebas?

Strategi Keamanan Siber China

Strategi keamanan siber China didasarkan pada kontrol ketat terhadap informasi dan proteksi terhadap serangan eksternal. Pemerintah China mengelola internet domestik dengan pengawasan ketat, memblokir situs web yang dianggap mengancam stabilitas nasional, seperti Google, Facebook, dan Twitter. Di samping itu, China juga memiliki regulasi ketat terkait penyimpanan data, di mana perusahaan asing diwajibkan untuk menyimpan data mereka di dalam negeri.

Bergabung dengan BRICS: Siapkah Indonesia Hadapi Ketegangan dengan Barat?

Selain proteksi domestik, China juga aktif dalam memperkuat kemampuan serangan sibernya. Dengan dukungan dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), China telah membentuk unit-unit khusus yang bertugas untuk melakukan serangan siber terhadap target di luar negeri.

Dampak Global dari Keamanan Siber China

BRICS atau G7, Siapa yang Menawarkan Masa Depan Ekonomi Lebih Cerah untuk Indonesia?

Pengaruh China di dunia siber tidak hanya terbatas pada batas geografisnya. Negara ini telah terlibat dalam berbagai kasus spionase siber, termasuk dugaan pencurian teknologi dari perusahaan-perusahaan multinasional dan pemerintah asing. Salah satu kasus paling terkenal adalah serangan terhadap Anthem Inc., perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Amerika Serikat, yang menyebabkan bocornya informasi pribadi jutaan warga AS.

Strategi agresif ini tidak hanya memengaruhi ekonomi, tetapi juga hubungan politik antarnegara. Serangan siber China sering kali menargetkan negara-negara yang terlibat dalam sengketa perdagangan atau memiliki kepentingan geopolitik yang bertentangan dengan China.

Pengaruh Tembok Api Besar terhadap Kebebasan Informasi

Di dalam negeri, Tembok Api Besar berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah untuk membatasi akses warga terhadap informasi yang dianggap sensitif. Hal ini memberikan China kemampuan untuk mengendalikan narasi publik di internet dan menjaga stabilitas politik internal. Namun, banyak pengamat internasional yang mengkritik langkah ini sebagai pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia.

Upaya Dunia Menghadapi Pengaruh China

Sebagai tanggapan terhadap pengaruh China dalam keamanan siber, banyak negara telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari serangan siber. Amerika Serikat, misalnya, telah mengeluarkan sanksi terhadap individu dan entitas yang terlibat dalam spionase siber yang disponsori oleh negara China. Di sisi lain, Eropa memperketat regulasi keamanan data untuk melindungi informasi penting dari ancaman eksternal.

Strategi keamanan siber China tidak hanya berdampak pada negaranya sendiri, tetapi juga memengaruhi politik dan ekonomi global. Dengan kemampuan yang terus berkembang dalam bidang ini, China telah menempatkan dirinya sebagai pemain kunci dalam dunia siber internasional. Bagi negara-negara lain, memahami strategi dan langkah China di ranah siber menjadi sangat penting untuk melindungi kedaulatan dan keamanan nasional mereka.