Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci dalam Perdagangan Listrik Hijau ASEAN

Panel Surya
Sumber :
  • Pexels

Jakarta, WISATA - Asia Tenggara, dengan kekayaan sumber daya alamnya, memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi global. Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia tengah bergerak cepat untuk memanfaatkan peluang ini. Dalam sesi tematik "Decarbonisation Opportunities in ASEAN" di Indonesia International Sustainability Forum 2024, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, memaparkan potensi besar Indonesia sebagai eksportir utama energi terbarukan.

Revolusi Energi Terbarukan: Baterai Penyimpanan Super Efisien yang Siap Mengubah Dunia

“Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 3.300 GW, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Ini tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga untuk mendukung upaya dekarbonisasi global,” jelas Menko Luhut dalam forum yang diadakan di Jakarta, Jumat (6/9).

Potensi energi surya yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan untuk memproduksi dan mengekspor listrik hijau ke negara-negara tetangga, seperti Singapura. Menko Luhut menjelaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Singapura dalam perdagangan listrik hijau akan mendorong investasi sebesar USD 30-50 miliar untuk pembangunan pembangkit tenaga surya dan manufaktur Fotovoltaik (PV) di Indonesia.

Panel Surya Fleksibel: Masa Depan Energi yang Bisa Dilipat dan Dibawa ke Mana Saja

Investasi Hijau dan Potensi Pasar ASEAN

Kerja sama perdagangan listrik hijau ini menjadi pintu gerbang bagi Indonesia untuk memasuki pasar energi terbarukan di ASEAN. Menurut Menko Luhut, kawasan Asia Tenggara memiliki potensi pasar yang besar untuk energi bersih, terutama di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon.

Dekarbonisasi ASEAN: Indonesia Siap Jadi Eksportir Utama Energi Terbarukan

"Investasi sebesar USD 30-50 miliar ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas produksi energi terbarukan Indonesia, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok utama energi bersih di kawasan ASEAN," ujar Luhut.

Selain itu, Luhut juga menekankan bahwa langkah ini akan membuka peluang kerja sama lebih lanjut dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk memperluas perdagangan energi bersih. "Ini adalah langkah awal untuk mendorong ASEAN menjadi kawasan yang lebih hijau dan berkelanjutan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title