Transisi Hijau: Menciptakan Peluang Kerja Baru di Era Perubahan Iklim
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Perubahan iklim kini menjadi tantangan global yang tidak bisa diabaikan. Namun, di balik tantangan ini, muncul peluang besar yang disebut sebagai “transisi hijau”. Istilah ini mengacu pada upaya dunia untuk beralih dari penggunaan energi berbasis fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, seperti energi terbarukan. Selain membantu mengurangi dampak perubahan iklim, transisi hijau juga berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja baru, terutama di sektor energi terbarukan dan transportasi.
Dalam laporan "Future of Jobs Report 2025" yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF), transisi hijau disebut sebagai salah satu pendorong utama transformasi pasar kerja global hingga tahun 2030. Artikel ini akan mengulas bagaimana upaya mitigasi perubahan iklim membuka peluang kerja baru, sektor-sektor mana saja yang terdampak, serta keterampilan yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang ini.
Transisi Hijau: Apa Itu dan Mengapa Penting?
Transisi hijau adalah proses peralihan dari ekonomi berbasis karbon tinggi menuju ekonomi yang berkelanjutan dan rendah emisi karbon. Proses ini mencakup berbagai inisiatif, seperti pengembangan energi terbarukan, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan peralihan ke transportasi berkelanjutan.
Tujuan utamanya adalah untuk mencapai net-zero emission, yaitu kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dihasilkan sama dengan jumlah emisi yang diserap, sehingga tidak ada emisi tambahan yang mencemari atmosfer. Menurut data dari International Renewable Energy Agency (IRENA), transisi energi ini sangat mendesak karena sektor energi saat ini bertanggung jawab atas 73% dari total emisi gas rumah kaca global.
Peluang Kerja di Sektor Energi Terbarukan
Energi terbarukan menjadi tulang punggung transisi hijau. Teknologi seperti tenaga surya, angin, hidroelektrik, dan biomassa terus berkembang pesat, menciptakan peluang kerja baru yang sebelumnya tidak terbayangkan. Menurut laporan WEF, pekerjaan di sektor energi terbarukan termasuk di antara 15 pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat hingga 2030.