Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci dalam Perdagangan Listrik Hijau ASEAN
- Pexels
Kendaraan Listrik dan Biofuel: Inovasi untuk Masa Depan Energi Bersih
Selain potensi tenaga surya, Indonesia juga telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendukung transisi ke energi bersih di sektor transportasi. Salah satunya adalah program insentif untuk kendaraan listrik baterai (BEV), yang telah menggandakan penjualan antara tahun 2022 dan 2024, serta menarik investasi sebesar USD 10 miliar.
Tidak hanya itu, Indonesia, sebagai produsen terbesar minyak sawit mentah (CPO) dan rumput laut, juga melihat peluang besar dalam memproduksi biofuel sebagai alternatif energi terbarukan. "Biofuel dapat menjadi solusi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, terutama dengan sumber daya alam yang melimpah di Indonesia," kata Luhut.
Kontribusi Indonesia dalam Pengurangan Emisi Karbon
Selain menjadi pengekspor energi terbarukan, Indonesia juga berkontribusi signifikan dalam pengurangan emisi karbon. Menurut Menko Luhut, dengan program rehabilitasi hutan skala besar dan penyimpanan karbon, Indonesia berpotensi mengurangi emisi hingga 1.860 MtCO2e. Program ini juga dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan 400 Gigaton untuk teknologi Carbon Capture Storage (CCS).
Namun, Menko Luhut menekankan bahwa meskipun Indonesia memiliki potensi besar, keberhasilan dalam upaya dekarbonisasi ini membutuhkan kerja sama global. "Kolaborasi internasional sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi dan investasi yang diperlukan tersedia bagi Indonesia untuk mencapai target dekarbonisasi," jelasnya.
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Masa Depan Energi Bersih ASEAN