Kesenjangan Talenta Digital di Indonesia: Kominfo Rilis Indeks Masyarakat Digital Indonesia 2024
- Komimfo.go.id
Jakarta, WISATA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi meluncurkan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, sebuah alat ukur terbaru yang mengungkapkan tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital. Pada acara yang digelar di Jakarta Selatan pada Selasa (10/09/2024), Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kominfo, Hary Budiarto, mengungkapkan data penting terkait kebutuhan talenta digital di Indonesia.
Hary Budiarto menjelaskan bahwa kebutuhan talenta digital Indonesia hingga tahun 2030 diproyeksikan mencapai 12 juta orang, naik signifikan dari prediksi sebelumnya. "Pada tahun 2015, penelitian McKinsey dan WEF menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital. Namun, berdasarkan pengukuran terbaru dari IMDI, angka tersebut kini mencapai 12 juta," ujarnya.
IMDI 2024 disusun dengan dasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pengukuran ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi di Indonesia mampu menghasilkan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030, namun masih terdapat kekurangan sebanyak 3 juta talenta.
“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Kominfo. Meskipun secara kuantitas, lulusan kita bisa mencapai 9 juta, kita masih harus menutupi kekurangan 3 juta talenta digital dalam waktu yang cukup singkat,” jelas Hary. Selain itu, IMDI juga memetakan kebutuhan talenta digital di tiap provinsi, kabupaten, dan kota, memberikan gambaran provinsi mana yang kelebihan suplai dan mana yang mengalami kekurangan.
Upaya Pengembangan Talenta Digital
Untuk memenuhi kekurangan tersebut, Kominfo menargetkan pelatihan sekitar 500.000 talenta digital per tahun. Dengan fokus pada peningkatan keterampilan (upskilling) dan pembaruan keterampilan (reskilling), diharapkan gap ini bisa ditutupi dengan cepat.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, dalam pidatonya, menyoroti pentingnya upaya ini mengingat perkembangan teknologi global yang semakin pesat. Menurutnya, hingga tahun 2025, sebanyak 149 juta pekerjaan digital baru diperkirakan akan muncul di dunia.