Cloud Computing: Bagaimana Data Anda Bisa Terancam Tanpa Anda Sadari

Ilustrasi Data Center dan Cloud
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATACloud computing telah menjadi tulang punggung teknologi modern, memungkinkan perusahaan untuk menyimpan dan mengelola data dengan lebih efisien. Namun, di balik semua kemudahan ini, ada ancaman yang sering kali tidak disadari oleh banyak perusahaan. Bagaimana data Anda bisa terancam di cloud tanpa Anda sadari?

Belajar dari Kasus Fufufafa: Apakah Akunmu Aman dari Peretasan?

Ketika perusahaan memindahkan data mereka ke cloud, banyak yang berpikir bahwa mereka telah menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada penyedia layanan cloud. Sayangnya, kenyataan tidak sesederhana itu. Meskipun penyedia layanan cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud menawarkan berbagai fitur keamanan, tanggung jawab utama untuk melindungi data tetap berada di tangan perusahaan yang menggunakan layanan tersebut.

Ancaman Keamanan di Cloud yang Sering Diabaikan

APJII: Memacu Pertumbuhan Ekosistem Data Center Nasional untuk Masa Depan Digital

Salah satu ancaman terbesar di cloud adalah kesalahan konfigurasi. Dalam banyak kasus, perusahaan tidak sepenuhnya memahami bagaimana cara mengonfigurasi pengaturan keamanan cloud mereka. Akibatnya, data sensitif seperti informasi keuangan atau data pelanggan bisa diakses oleh pihak yang tidak berwenang. Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga masalah manajemen.

Menurut laporan dari Gartner, lebih dari 90% pelanggaran keamanan cloud disebabkan oleh kesalahan pengguna, bukan kelemahan dari penyedia layanan cloud itu sendiri. Ini menunjukkan bahwa ancaman terbesar justru datang dari dalam perusahaan, bukan dari luar.

Kiat Jitu Membuat dan Mengelola Password yang Aman dari Ancaman Cyber

Selain itu, ancaman phishing juga semakin meningkat. Banyak perusahaan yang menggunakan cloud tidak memiliki proteksi yang memadai terhadap serangan phishing, di mana penyerang mencoba mencuri informasi login pengguna. Setelah mendapatkan akses ke akun cloud, penyerang bisa mencuri data atau bahkan mengenkripsi data tersebut untuk meminta tebusan (ransomware).

Kurangnya Kontrol Akses dan Autentikasi

Masalah lain yang sering diabaikan adalah kontrol akses. Tanpa kebijakan akses yang jelas, terlalu banyak karyawan yang bisa mengakses data sensitif di cloud. Ini membuka celah bagi pelanggaran data, baik yang disebabkan oleh kesalahan manusia maupun tindakan berbahaya dari dalam.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan harus menerapkan autentikasi multi-faktor (MFA) dan memastikan bahwa hanya pengguna yang benar-benar memerlukan akses yang bisa mengakses data sensitif. Sayangnya, banyak perusahaan masih mengabaikan langkah keamanan dasar ini.

Bahaya Ketergantungan Pada Satu Lapisan Keamanan

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan perusahaan adalah terlalu bergantung pada satu lapisan keamanan, seperti enkripsi. Meskipun enkripsi sangat penting untuk melindungi data di cloud, enkripsi saja tidak cukup untuk menghadapi semua jenis ancaman. Penyerang yang mendapatkan akses ke akun pengguna bisa mengakses data yang dienkripsi tanpa kesulitan.

Oleh karena itu, perusahaan harus mengadopsi pendekatan keamanan berlapis. Ini termasuk enkripsi, kontrol akses yang ketat, pemantauan aktivitas, serta uji penetrasi yang rutin untuk menemukan kelemahan sebelum penyerang melakukannya.

Mengambil Langkah Proaktif untuk Melindungi Data

Untuk melindungi data di cloud, perusahaan harus proaktif dalam menerapkan kebijakan keamanan yang kuat. Ini termasuk memperbarui sistem secara teratur, melatih karyawan tentang ancaman keamanan, dan memastikan bahwa semua pengaturan cloud dikonfigurasi dengan benar.

Di tengah peningkatan ancaman siber, perusahaan tidak bisa lagi hanya bergantung pada penyedia layanan cloud untuk melindungi data mereka. Tanggung jawab utama tetap berada di tangan perusahaan, dan hanya dengan pendekatan keamanan yang menyeluruh, data di cloud bisa benar-benar aman.