Kolaborasi Indonesia-Kanada: Perkuat Teknologi Bersih dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Kemenko Perekonomian
Potensi Ekonomi British Columbia dan Indonesia
British Columbia memiliki peran penting dalam memperkuat perekonomian nasional Kanada. Pada tahun 2022, produk domestik bruto (PDB) provinsi ini mencapai CAD 350 miliar, atau sekitar 13% dari total PDB Kanada. Sementara nilai ekspornya mencapai CAD 50 miliar, dengan produk utama seperti kayu, batu bara, dan teknologi bersih. Investasi asing langsung (FDI) di provinsi ini juga cukup besar, mencapai sekitar CAD 15 miliar.
Melihat potensi ini, Menko Airlangga optimistis bahwa Indonesia dan Kanada dapat memperluas kerja sama ekonomi, terutama melalui penyelesaian ICA-CEPA yang ditargetkan rampung pada akhir 2024. Pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Mei 2023 di Jepang juga telah menegaskan komitmen kedua negara untuk mempercepat penyelesaian perjanjian ini.
Tren Positif Perdagangan Bilateral
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kanada terus menunjukkan perkembangan yang positif. Pada tahun 2023, volume perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 3,5 miliar, dengan tren kenaikan rata-rata sebesar 11,24% selama lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini mencerminkan besarnya potensi untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, terutama di sektor-sektor teknologi bersih, semikonduktor, dan energi baru terbarukan.
Kolaborasi Masa Depan
Melalui kolaborasi yang erat, Indonesia dan Kanada memiliki peluang besar untuk meningkatkan nilai perdagangan dan investasi. Dalam pertemuan dengan Senator Yuen Pau Woo, Menko Airlangga menegaskan pentingnya pengembangan sumber daya manusia sebagai kunci dalam mengembangkan sektor-sektor teknologi dan energi di Indonesia. Selain itu, investasi Kanada di Ibu Kota Nusantara dan proyek-proyek hijau lainnya di Indonesia juga menjadi topik pembahasan penting dalam pertemuan ini.