Serangan Siber Meningkat: Apakah Perlindungan Data di Cloud Sudah Cukup?

Ilustrasi Data Center dan Cloud
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber telah menjadi ancaman nyata bagi perusahaan dan organisasi di seluruh dunia. Seiring dengan semakin populernya layanan cloud, banyak perusahaan yang beralih ke cloud untuk menyimpan data penting mereka. Namun, dengan meningkatnya ancaman siber, pertanyaan yang semakin mengemuka adalah: Apakah perlindungan data di cloud sudah cukup?

Serangan Siber Besar-Besaran Ancam Infrastruktur Telekomunikasi AS, Diduga oleh Salt Typhoon China

Peningkatan serangan siber, termasuk ransomware, phishing, dan serangan DDoS, telah memaksa perusahaan untuk mempertimbangkan ulang strategi keamanan mereka. Meskipun cloud menawarkan berbagai keuntungan seperti skalabilitas, aksesibilitas, dan efisiensi biaya, tetapi cloud juga memiliki risiko keamanan yang unik.

Cloud memungkinkan data diakses dari mana saja, yang berarti bahwa data juga rentan terhadap serangan dari mana saja. Ini menjadi tantangan besar bagi perusahaan untuk memastikan bahwa data mereka tetap aman di cloud. Namun, apakah penyedia layanan cloud telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap ancaman ini?

Begini Cara China dan Amerika Serikat Lindungi Negara dari Ancaman Serangan Cyber

Penyedia layanan cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud menawarkan berbagai lapisan keamanan, termasuk enkripsi data, autentikasi multi-faktor, dan firewall yang kuat. Namun, tanggung jawab keamanan tidak sepenuhnya ada di tangan penyedia layanan. Perusahaan yang menggunakan layanan cloud juga harus memastikan bahwa mereka mengikuti praktik terbaik dalam mengamankan data mereka.

Menurut laporan terbaru dari Cybersecurity Ventures, kerugian akibat serangan siber diperkirakan akan mencapai $10,5 triliun per tahun pada tahun 2025. Ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman siber dan pentingnya mengambil langkah-langkah untuk melindungi data di cloud.

Resiko Meningkat, Bagaimana Membangun Ketahanan Siber yang Kuat?

Salah satu langkah penting yang sering diabaikan adalah pelatihan karyawan. Banyak serangan siber berhasil karena karyawan secara tidak sengaja mengklik tautan yang mencurigakan atau memberikan informasi sensitif kepada pihak yang tidak berwenang. Pelatihan keamanan siber secara rutin dapat membantu mengurangi risiko serangan tersebut.

Selain itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kebijakan keamanan yang kuat, termasuk penggunaan sandi yang kuat, pembaruan perangkat lunak secara rutin, dan pemantauan aktivitas jaringan secara real-time. Kebijakan ini harus diterapkan tidak hanya pada data yang disimpan di cloud, tetapi juga pada perangkat dan jaringan yang digunakan untuk mengakses data tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title